Putri bungsu pasangan S Sanjaya (55) dan Maryati (48) itu lalu mulai berjaya di beragam even kejuaraan panjat tebing, khususnya kejuaraan Speed Climbing, baik di tingkat lokal, nasional bahkan internasional. Namanya selalu masuk peringkat.
Pada kejuaraan Asian Climbing Championship di Iran tahun 2017, misalnya, Ayu meraih peringkat nomor satu beregu dan nomor 3 perorangan untuk kategori speed. Sementara itu, pada ajang World Cup Series panjat tebing kategori speed di China tahun 2017, Ayu meraih juara 4 dan juara 2.
Pada 2018 World Cup Series panjat tebing kategori speed di Moscow, dia meraih juara 4. Lalu pada Kejuaraan Dunia Panjat Tebing - IFSC World Cup 2018 di Chongqing, China, dia meraih juara pertama.
"Sepekan setelah juara satu di China, saya meraih juara 3 kategori speed World Cup Series di China. Total medali hingga saat ini, 60 medali lebih. Saya lupa jumlahnya," tutur Ayu.
Bersambung ke halaman dua: Hobi panjat pohon sejak kecil
Ayu lahir dari keluarga petani. Cita-citanya hanyalah ingin mengharumkan nama Indonesia dan mengangkat derajat keluarganya dengan berjibaku melawan gravitasi di papan vertikal.
"Sejak kecil, orangtua berharap saya bisa menjadi polisi. Namun hal itu kandas, karena saya lebih memilih panjat tebing.? Saat ada pendaftaran polisi, saya lebih berat berlatih dan mengikuti kejuaraan panjat tebing. Kesempatan itu belum tentu datang kedua kali. Saat ini, panjat tebing adalah jalan hidup saya. Dan cita-cita saya, hanya ingin membahagiakan Ayah dan Ibu," tutur Ayu.
Maryati, ibu Ayu, mengatakan, keluarga sangat bangga dengan prestasi Ayu. Di mata keluarga, sejak kecil pun Ayu sudah dikenal sebagai sosok yang energik.
Baca juga: Kami Tidak Malu, Itu Anak Kami Pemberian Tuhan...
Menurut Maryati, tak seperti gadis kecil sebayanya waktu itu yang suka bermain boneka, Ayu kecil justru senang berlar hingga memanjat pohon.