Gatot menilai adanya kabar soal upaya makar dalam aksi unjuk rasa bela agama itu adalah berita bohong atau hoaks. Berita hoaks itu ditujukan untuk menakuti rakyat Indonesia.
Dalam isu makar tersebut, Gatot pun sempat berbeda pandangan dengan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
Hingga kemudian, polisi menangkap dan menersangkakan orang-orang yang diduga merencanakan makar terhadap pemerintah.
Salah satu yang ditangkap yakni Sekjen Forum Umat Islam Muhammad Al-Khathath, yang turut hadir dalam gelombang protes semasa tahapan Pilkada DKI Jakarta berlangsung.
Kontroversi film PKI
Gatot juga sempat menimbulkan kontroversi lainnya dan dianggap tengah melancarkan manuver politik dengan menginstruksikan TNI untuk menggelar nonton bareng film PenumpasanPengkhianatan G30S/PKI (1984) bersama masyarakat di sejumlah daerah.
Sebelumnya, diketahui, isu PKI kerap digunakan lawan politik Jokowi dalam kampanye Pemilu Presiden untuk menyerang mantan wali kota Solo itu
Gatot beralasan, dia ingin mengajak bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah kelam dan mencegah terulang kembali kekelaman tersebut.
"Tujuannya adalah bukan untuk mendiskreditkan, tetapi peristiwa tersebut agar diketahui generasi muda, agar kita tidak terprovokasi lagi, terpecah-pecah lagi. Kalau kita tidak ingatkan, dalam kondisi seperti ini, orang tidak tahu bahwa ada gerakan-gerakan yang mengadu domba," kata Gatot kepada wartawan usai berziarah di makam Presiden Suharto di Astana Giribangun, 19 September 2017.
(Baca juga: Ini Alasan Panglima TNI Perintahkan Pemutaran Film G30S/PKI)
![Jenderal Gatot Nurmantyo saat diwawancarai usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, (9/12/2017).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/02/gatot-2-5ac1ac8c5e13735bb8162052.jpeg?t=o&v=555)