Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Langkah Politik Gatot Nurmantyo Setelah Resmi Pensiun...

2 April 2018   10:58 Diperbarui: 3 April 2018   00:25 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Gatot Nurmantyo saat masih menjabat Panglima TNI, ditemui di Istana Bogor, Selasa (5/12/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo resmi memasuki masa pensiun pada Sabtu (31/3/2018). Kini, peluang Gatot untuk berkiprah di kancah politik terbuka lebar.

Gatot Nurmantyo mulai santer dibicarakan sejak kemunculannya dengan kopiah putih saat mengamankan aksi protes terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 2 Desember 2016, yang dikenal dengan sebutan Aksi 212.

Pilihan Gatot untuk mengenakan kopiah putih saat itu sempat menjadi perbincangan di media. Pasalnya, warna putih saat itu identik dengan atribut peserta aksi. Sementara itu rombongan Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla justru mengenakam peci hitam.

Dalam rombongan tersebut, hanya Gatot selaku pejabat negara yang mengenakan kopiah putih, yang juga banyak dikenakan oleh peserta aksi.

(Baca juga: 8 Kontroversi Panglima Gatot yang Dinilai Politis Versi Kontras)

Menanggapi isu tersebut Gatot, menjawab hal itu dilakukan untuk menekan psikologi massa yang berkecamuk. Menurut dia, dengan mengenakan kopiah putih, peserta aksi akan merasa petugas keamanan yang terdiri dari Polri dan TNI juga bagian dari mereka.

Saat berembus isu makar terhadap Presiden, Gatot juga membantah bila gelombang protes dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mengarah ke sana. Ia menilai peserta aksi dalam menyampaikan protesnya selalu dengan tertib dan damai.

Dia pun merasa tersinggung dengan adanya informasi yang berkembang di masyarakat, yang mengaitkan aksi umat Islam dengan upaya kudeta pemerintahan Presiden Jokowi.

"'Kudeta Presiden Jokowi', saya agak tersinggung kata-kata itu, karena saya umat Islam juga," ujar Gatot dalam talkshow "Rosi" yang tayang di Kompas TV, pada 4 Mei 2017.

"Buktinya aksi 411, 212, aman, damai, dan tertib," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

(Baca: Panglima TNI Tersinggung Aksi Umat Islam Dikaitkan Upaya Kudeta)

Gatot menilai adanya kabar soal upaya makar dalam aksi unjuk rasa bela agama itu adalah berita bohong atau hoaks. Berita hoaks itu ditujukan untuk menakuti rakyat Indonesia.

Dalam isu makar tersebut, Gatot pun sempat berbeda pandangan dengan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.

Hingga kemudian, polisi menangkap dan menersangkakan orang-orang yang diduga merencanakan makar terhadap pemerintah.

Salah satu yang ditangkap yakni Sekjen Forum Umat Islam Muhammad Al-Khathath, yang turut hadir dalam gelombang protes semasa tahapan Pilkada DKI Jakarta berlangsung.

Kontroversi film PKI

Gatot juga sempat menimbulkan kontroversi lainnya dan dianggap tengah melancarkan manuver politik dengan menginstruksikan TNI untuk menggelar nonton bareng film PenumpasanPengkhianatan G30S/PKI (1984) bersama masyarakat di sejumlah daerah.

Sebelumnya, diketahui, isu PKI kerap digunakan lawan politik Jokowi dalam kampanye Pemilu Presiden untuk menyerang mantan wali kota Solo itu

Gatot beralasan, dia ingin mengajak bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah kelam dan mencegah terulang kembali kekelaman tersebut.

"Tujuannya adalah bukan untuk mendiskreditkan, tetapi peristiwa tersebut agar diketahui generasi muda, agar kita tidak terprovokasi lagi, terpecah-pecah lagi. Kalau kita tidak ingatkan, dalam kondisi seperti ini, orang tidak tahu bahwa ada gerakan-gerakan yang mengadu domba," kata Gatot kepada wartawan usai berziarah di makam Presiden Suharto di Astana Giribangun, 19 September 2017.

(Baca juga: Ini Alasan Panglima TNI Perintahkan Pemutaran Film G30S/PKI)

Jenderal Gatot Nurmantyo saat diwawancarai usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, (9/12/2017).
Jenderal Gatot Nurmantyo saat diwawancarai usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, (9/12/2017).
Gatot tidak menampik bahwa perintah nonton bareng kepada jajarannya menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Bahkan, Gatot tidak mempermasalahkan kecaman dari sejumlah pihak terhadap perintahnya tersebut.

"Yang lain bicara negatif, biar sajalah, tapi tujuan saya agar semua generasi mengetahui bahwa kita pernah punya sejarah yang kelam, dan jangan sejarah itu berulang," kata Gatot.

Jajaran cawapres

Memasuki tahun politik, nama Gatot santer disebut dalam berbagai lembaga survei sebagai calon presiden atau wakil presiden.

Hasil survei nasional Poltracking Indonesia menyebutkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai oleh publik sebagai figur yang paling tepat mendampingi Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019.

Pada simulasi tujuh kandidat calon wakil presiden untuk Jokowi, Gatot menempati posisi teratas dengan elektabilitas 16,4 persen.

(Baca: Survei Poltracking: Gatot dan AHY, Dua Teratas untuk Pendamping Jokowi)

Selain itu, nama Gatot Nurmantyo juga masuk daftar cawapres untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

(Baca: Gerindra: Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo Calon Kuat Pendamping Prabowo)

Akan tetapi, Gatot secara tak langsung menyiratkan dirinya akan berkiprah di kancah politik. Melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, ia menyatakan telah memiliki hak untuk dipilih.

"Mulai hari ini saya memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, anggota masyarakat sipil dan warga negara RI lainnya, termasuk untuk memiliki hak memilih, juga hak dipilih saat pemilu mendatang,” kata Gatot melalui keterangan tertulis, Minggu (1/4/2018).

(Baca: Gatot Nurmantyo: Mulai Hari Ini, Saya Punya Hak Memilih dan Dipilih)

Ia bahkan mengaku telah diajak Prabowo untuk bergabung bersama Gerindra. Namun, ia mengaku belum bisa menjawab tawaran tersebut lantaran masih berstatus prajurit aktif saat itu.

"Beliau menyampaikan, 'Kalau nanti mau bergabung saya terbuka'. Saya bilang, 'Pak, saya belum bicara masalah itu, karena Bapak sama dengan saya'." kata Gatot mengulang pembicaraannya dengan Prabowo.

"Apabila saya jadi Bapak, dan Bapak jadi saya, ditanya, sebagai seorang negarawan dan patriot, pasti Bapak jawabannya sama dengan jawaban saya kalau Bapak yang ditanya. Pak Prabowo lantas bilang, 'Iya ya, enggak boleh berpolitik praktis ya'," ucap Gatot menirukan respons Prabowo.

Ia pun menyadari saat ini namanya sering masuk dalam beberapa lembaga survei sebagai calon presiden atau wakil presiden. Ia juga menyadari namanya kerap diperbincangkan di publik dan media terkait wacana pencalonan presiden dan wakil presiden.

Saat ditanyai wartawan, Gatot tak pernah membenarkan namun juga tak pernah membantah terkait dirinya yang diisukan akan maju sebagai calon presiden atau wakil presiden.

Saat ditanya apakah dirinya merasa nyaman dan menikmati karena kerap disebut-sebut dalam bursa calon presiden dan wakil presiden, ia mengaku tak mau ambil pusing.

"Bagi saya kita berpikiran positif saja. Toh saya sudah punya jawabannya. Yang kedua saya paham, setiap momen itu dijadikan bahan politik kan. Ya buat di media aja kan (perbincangannya). Positifnya nama saya ada terus. Itu saja, kalau dipikirin terus capek," kata Gatot saat ditemui di Apartemen Dharmawangsa pekan lalu, (29/3/2018).

(Baca juga: Soal Kemungkinan Jadi Capres atau Cawapres, Ini Kata Gatot Nurmantyo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun