Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Raeni, Anak Pengayuh Becak yang Jadi Wisudawati Terbaik Itu Akan S3 di Inggris

4 Maret 2018   14:56 Diperbarui: 5 Maret 2018   00:09 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raeni dan kedua orang tuanya menunaikan ibadah umrah pada Februari lalu.

Anak pengayuh becak yang menjadi wisudawan terbaik Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 2014, Raeni (25), kini sedang mempersiapkan keberangkatan untuk S3 ke di University of Birmingham, Inggris

Raeni dikenal setelah diantar ayahnya, Mugiono menggunakan becaknya saat wisuda di Unnes. 

"Alhamdulilah tanggal 19 Januari kemarin baru pengumuman saya mendapatkan beasiswa LPDP, dan bila tidak ada halangan akan berangkat ke Birmingham pada September tahun ini,’" ujar Raeni.

Sebelumnya, Raeni juga mendapatkan beasiswa S2 di University of Birmingham dan lulus pada Desember 2016 lalu.

Sekolah setinggi mungkin bagi Raeni adalah bekal menghadapi tantangan di masa depan. Seperti halnya investasi, terdapat bekal yang harus ditanamkan untuk menghasilkan something in return yang optimal.

Apalagi, sejak 1 Januari 2017 Raeni tercatat sebagai dosen di jurusan pendidikan Ekonomi konsentrasi Pendidikan Akuntansi Unnes Semarang. Raeni menyadari, bekal riset sangat ia butuhkan, untuk mewujudkannya salah satunya melalui studi S3 tersebut.

Baca juga : Banjir Tawaran Beasiswa dan Kerja untuk Raeni, Putri Pengayuh Becak yang Jadi Wisudawati Terbaik

Raeni menuju Auditorium Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, Selasa (10/6/2014), diantar sang ayah, Mugiyono, dengan becak yang menjadi sumber nafkah keluarga mereka.
Baca juga : Wisudawati dengan IPK 3,96 Itu Diantar Ayahnya dengan Becak 

Dalam proses pencarian kampus, pada awalnya Raeni mendaftar di beberapa kampus di beberapa negara.

Akan tetapi, setelah konsultasi, diskusi dan mendapatkan beberapa saran, akhirnya ia menyelesaikan aplikasi pendaftaran di University of Birmingham, tempatnya studi S2.

Kalau ditanya apakah mendapatkan professor yang sama saat menyelesaikan tesisnya selama S2, jawabannya adalah tidak. Karena saat S2, Professor Raeni berasal dari kampus lain.

Baca juga : Wisudawati Terbaik Anak Pengayuh Becak Beri Motivasi untuk Siswa Baru

Oleh karena itu, Raeni harus melewati proses wawancara dengan calon professor dan program director S3 hingga akhirnya mendapatkanUnconditional Offer Letter. Perjalanannya mencari beasiswa juga tidak mulus.

"Awalnya saya dinominasikan dalam shortlist beasiswa dari kampus, namun untuk Internasional Student tidak mengcover semua biaya. Jadi saya menyampaikan ke kampus bahwa saya tidak bisa menerima hanya partically funded," ujarnya.

Wisudawati Universitas Negeri Semarang, Raeni, saat memberi motivasi di depan adik kelasnya di SMAN 1 Kendal.Selanjutnya ia mencoba mendaftar Beasiswa Unggulan Dikti dan LPDP, yaitu beasiswa untuk dosen. Namun Raeni terkendala belum mempunyai Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Raeni saat itu masih mempunyai Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) yang membuatnya tidak bisa mendaftar.

"Lalu saya mendaftar beasiswa lanjutan LPDP, awalnya belum diterima karena ada salah satu persyarakat yang belum memenuhi. Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk mendaftar lagi pada periode berikutnya dan lolos untuk direkomendasikan sebagai penerima beasiswa lanjutan dari magister ke doktoral LPDP,’’ papar Raeni.

Baca juga : Mugiyono, Si Pengayuh Becak yang Jadikan Putrinya Wisudawati Terbaik

Dalam persiapan menyambut keberangkatannya ke Inggris September nanti, Raeni banyak membaca jurnal-jurnal yang berhubungan dengan bidang studinya. Namun dia juga tidak melupakan quality time bersama keluarganya.

Pada pertengahan Februari lalu, Raeni pergi umrah bersama kedua orang tuanya. Bapaknya kini tidak lagi menarik becak. Melainkan menjadi penjaga malam dan mengantar jemput salah satu putri mantan Bupati Kendal berangkat ke sekolah.

Raeni (31) wisudawan terbaik Unnes bersama ayahnya Mugiyono (51).

Raeni sangat bersyukur sebab melalui pendidikan dan pekerjaan dia bisa mengangkat derajat keluarganya. Bahkan, dia masih ingat kalau dulu suka makan kecap dan kerupuk atau kecap dengan tempe, sesekali dengan telor.

Untuk makan daging, Raeni dan keluarganya biasanya menunggu saat lebaran. Tetapi, rasa syukur menjadikan setiap tahapan dalam kehidupan adalah nikmat yang tidak terhingga.

Baca juga : Wisudawati Terbaik ke Inggris, Ayahnya Ditawari Kerja di Rumah Bupati

"Tentu untuk mencapai kesejahteraan secara ideal, kami masih dalam proses, karena saya baru 1 tahun bekerja dan saya sangat bersyukur mendapatkan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan tidak hanya secara material tetapi juga kebutuhan sosial” ungkap Raeni.

Raeni (21) wisudawan terbaik Unnes.Tak lupa Raeni berpesan pada generasi muda untuk tetap semangat mengejar mimpinya. Tetap belajar, sebab belajar bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.

Secara pribadi Raeni jarang mentarget waktu belajar. Tetapi yang dia targetkan adalah aktivitas utama bisa dipenuhi atau tidak. Aktivitas tersebut meliputi waktu untuk menyelesaikan tugas, berdiskusi, berkumpul dengan keluarga dan aktivitas sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun