TANGERANG, KOMPAS.com - Industri penerbangan masa kini membutuhkan calon-calon pilot dengan kompetensi yang lebih tinggi ketimbang beberapa tahun lalu. Selain permintaan sumber daya pilot, maskapai komersial juga menuntut peningkatan standar kualifikasi.
 Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Captain Novyanto Widadi berbagi kiat dan kisi-kisi bagi anak muda yang ingin menempuh pendidikan sebagai calon pilot.
Hal pertama yang perlu dan wajib untuk disiapkan adalah kemampuan berbahasa Inggris.
 "Airline sekarang menerapkan standar yang tinggi, pertama bahasa Inggris, TOEIC itu (skor minimal) 700. Sedangkan di sekolah-sekolah penerbang, (standar skor TOEIC) masih 500," kata Novyanto saat berbincang dengan Kompas.com pada akhir Februari 2018 lalu.
Baca juga : Calon Pilot Lion Air Dapat Fasilitas Kredit dari BRI
 Novyanto menjelaskan, sering terjadi lulusan sekolah penerbangan terganjal belum bisa bekerja sebagai pilot karena skor TOEIC tak sesuai dengan yang dibutuhkan maskapai. Maskapai pun tidak mau mengeluarkan biaya persiapan pilot yang akan bekerja di tempat mereka.
 Menurut Novyanto, hal itu merupakan peralihan di dunia industri penerbangan, dari tradisional menjadi non-tradisional.
Dulu, pilot yang lulus pendidikan bisa langsung bekerja di maskapai, lalu segala pelatihan dan tahap persiapan pun ditanggung pihak maskapai.
Baca juga : Calon Pilot yang Gagal Landing Baru Pertama Kali Terbang Solo
 Sedangkan sekarang, karena industri penerbangan semakin kompetitif dan maskapai menerapkan konsep low costmaka  Konsep low cost juga berlaku saat proses rekruitmen. Maskapai tidak lagi menanggung biaya pelatihan maupun persiapan calon pilot.
 Kemudian, yang perlu dipersiapkan berikutnya adalah kompetensi calon pilot. Novyanto mengungkapkan, dahulu pilot sudah bisa bekerja hanya dengan mengantongi Commercial Pilot License Instrument Rating (CPLIR).