"Pertarungan kali ini akan mengandalkan mesin partai, bukan sekedar ketokohan," terang Hendri.
Berbeda dengan pertarungan antara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi lawan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
 "Demiz enggak punya akar rumput. Jadi menggandalkan Demul, sama seperti RK yang mengandalkan UU," kata Hendri.
Baca juga : Suara Prabowo Jadi Modal Pemenangan Sudrajat-Syaikhu di Pilkada Jabar
"Demiz hanya mengandalkan popularitas keartisan dan akar rumput Demul," tambahnya.
 Meski demikian, pertarungan antara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi lawan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum akan tetap menarik untuk disimak.
"Demiz-Demul akan bersaing dengan RK-UU sebagai kuda hitam," ucap dia.
Sementara itu, Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menganggap bahwa keempat pasangan calon tidak ada yang sangat dominan. Sehingga kata dia, kontenstasinya cenderung setara.
Misalnya, ia menilai bahwa pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi cukup punya pengalaman di bidang pemerintahan, karena pernah menjadi kepala daerah.
Baca juga : Jadwal Pendaftaran Pasangan Calon ke KPU pada Pilkada Jabar 2018
"Masalahnya apakahtrack record tersebut bisa mendongkrak elektabilitas dan akseptabilitas mereka di Jabar," ujar Siti.