JAKARTA, KOMPAS.com - Pensiun dari dunia kemiliteran, tidak membuat nama Marsekal (Purn) Chappy Hakim meredup.
Segudang pengalaman, keahlian serta relasi membawa Chappy ke dunia yang tidak pernah ia geluti sebelumnya, menulis hingga pertambangan.
Nama Chappy Hakim melambung saat ia berada di puncak karier sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari tahun 2002 hingga 2005.
Ia memimpin matra udara pada dua era presiden, yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Puncak karier di dunia militer itu tidak diraihnya dengan mudah. Putra pasangan Abdul Hakim dan Zubainar itu menitinya dari bawah.
Lulus dari Akademi TNI AU tahun 1971, pria kelahiran Yogyakarta, 17 Desember 1947 itu langsung bergabung di Skadron II Halim Perdanakusuma.
Ia kemudian mengikuti sejumlah sekolah demi kariernya, antara lain Sekolah Penerbang (1973), Sekolah Instruktur Penerbang (1982), instruktur Hercules C-130 (1985) dan Sesko ABRI (1987).
Dua tahun setelah Sesko TNI AU, ia dipercaya menjabat Komandan Skadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma.
Kariernya terus beranjak. Tahun 1992, ia menjabat Komandan Wing Taruna Akademi AU. Tahun 1995, ia menjabat Komandan Lanud Sulaiman Bandung.
Tahun 1996, ia menjabat Direktur Operasi dan Latihan TNI AU. Setahun kemudian, ia menjabat Gubernur Akademi AU.
Ketika momentum reformasi, ia menjabat Asisten Personel Kepala Staf TNI Angkatan Udara dan setahun kemudian ia diangkat menjadi Danjen Akademi TNI AU.