Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Erupsi Gunung Agung, Seberapa Besar Dampaknya pada Cuaca?

2 Desember 2017   17:30 Diperbarui: 2 Desember 2017   17:38 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erupsi Gunung Agung terlihat dari Kubu, Karangasem, Bali, 26 November 2017. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian yang terus meningkat, mencapai ketinggian 3.000 meter dari puncak. Letusan juga disertai dentuman yang terdengar sampai radius 12 kilometer.

Erupsi Gunung Agung terlihat dari Kubu, Karangasem, Bali, 26 November 2017. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian yang terus meningkat, mencapai ketinggian 3.000 meter dari puncak. Letusan juga disertai dentuman yang terdengar sampai radius 12 kilometer.

KOMPAS.com - Saat erupsi, Gunung Agung menyemburkan beragam senyawa, termasuk gas Sulfur Dioksida (SO2)dan karbon Dioksida (CO2).

Diberitakan Kompas.com pada Rabu (28/11/2017), Kasubid Mitigasi Wilayah Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil, mengutarakan bahwa semburan gas SO2 dan CO2 tercatat sudah mencapai ribuan ton.

"Jika dirata-ratakan, sejak terjadinya letusan freatik pada Selasa (21/11/2017), setiap harinya terdapat 3.000 ton SO2 yang disemburkan. Aspek Geokimia SO2 2.000-3.000 per hari. Hal ini mengindikasikan posisi magma di kedalaman dangkal," katanya.

Devy menambahkan gas SO2 dapat terekam apabila magma telah sampai ke permukaan. Terekamnya lontaran gas dalam jumlah besar juga mengindikasikan potensi letusan yang akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga:Erupsi Gunung Agung Berubah Jadi Freatomagmatik, Apa Artinya?

Lantas, seberapa besar dampak semburan gas itu?

Ahli geologi Simon Carn dari Universitas Cambridge lewat akun Twitter-nya @simoncarn mengungkap, jika yang dimaksud adalah dampak cuaca dan iklim, maka "Jumlah itu tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi cuaca. Dan posisinya tidak di stratosfer."

Ia mengatakan, dari pantauan satelite milik NASANPP, pada tanggal 29 November, emisi SO2 masih di bawah 10.000 ton.

Penjelasan Simon tersebut mendapat tanggapan dari sejumlah orang dan menanyakan kondisi terkini dari Gunung Agung.

Simon menjelaskan secara detail dari hasil pengamatannya.

"Kita mengamati emisi SO2 tanggal 26,27,28, dan 29 November. Total SO2-nya tidak lebih dari 40.000 ton. Itu jumlah kasarnya, dan pada tanggal 30 November 2017 hanya terpantau sedikit, dan kemungkinan sekarang sudah menyebar,"katanya.

Simon juga mengakui perhitungan tersebut belum final dan masih melihat perkembangan terkini aktivitas Gunung Agung.

"Angka emisi tersebut tercatat sehari sebelumnnya dan biasanya berbeda dengan hasil terbaru. Tetapi tujuan saya adalah memberikan prediksi kasar terkait besaran emisinya. Terkadang satelit juga terbatas karena cauca dan kondisi langit,"katanya.

Baca Juga: 4 Fakta Gunung Agung yang Perlu Diketahui

Namun demikian, pihak pemerintah Indonesia terus waspada dan memantau aktivitas Gunung Agung.

Pihak terkait menghimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sekitar gunung sesuai jarak aman yang sudah ditentukan, 6 km dari puncak. Perluasan sektoral radius 10 km ke arah tenggara, selatan dan barat daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun