JAKARTA, KOMPAS.com — Pada Jumat (17/11/2017), Kompas.com menyambangi kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak pukul 10.00 hingga pukul 16.00. Selama itu, Kompas.com menjajal berdagang pakaian yang dijajakan salah satu pedagang kaki lima di atas trotoar hingga mendengarkan keluh kesah para PKL.
Kawasan Pasar Tanah Abang memang menjadi "surga" belanja bagi masyarakat yang ingin mendapatkan barang dengan harga "miring". Dengan banyaknya orang yang datang, kawasan Pasar Tanah Abang semakin diminati para pedagang untuk mencari peruntungan.
Roy (33), salah seorang PKL, mempersilakan Kompas.com menjual barang dagangannya berupa celana perempuan kepada orang-orang yang hilir mudik di atas trotoar Blok F Pasar Tanah Abang.
Baca juga: Sandiaga Janji Tindak Oknum PNS yang Menyewakan Trotoar Tanah Abang
Hanya dalam waktu kurang dari satu jam, Kompas.com berhasil menjual enam potong celana perempuan milik pria asal Sumatera Barat itu.
Roy mengaku, saat malas berjualan, dirinya bisa mengantongi uang Rp 1 juta dalam sehari. Jika rajin, dirinya mampu mengantongi uang Rp 7 juta sehari.
Pedagang Blok G Tanah Abang keluhkan genangan air
Setelah menjajal jadi PKL Tanah Abang, Kompas.com mencoba ke Blok G Tanah Abang. Blok tersebut kembali dihidupkan ketika Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Hanya saja, saat Kompas.com mengunjungi Blok G, Jumat siang itu, kondisinya sedang tergenang air.
Imas, seorang pedagang pakaian di Blok G Tanah Abang, mengatakan, jika air sudah menggenangi Blok G, para pengunjung menjadi sepi. Hal itu juga berdampak pada pendapatan yang ia terima setiap harinya.
"Pasti langsung sepi (pengunjung) kalau banjir begini," ujarnya.
Baca juga: Pedagang Keluhkan Blok G Tanah Abang yang Tergenang Ketika Hujan
Ranti juga merasakan hal yang sama. Bahkan, pedagang pakaian di Blok G itu lebih memilih menutup lapaknya lebih awal ketimbang menunggu air surut.
"Kalau enggak hujan, yang belanja lumayan, sehari bisa ngantongin Rp 700.000-an. Begitu banjir, nyari Rp 500.000 saja susah," kata Ranti.
Kawasan Tanah Abang yang masih rawan tindak kejahatan
Selain genangan air, hal lain yang dikeluhkan pedagang adalah masih maraknya tindak kejahatan di Tanah Abang. Pedagang menyebut, salah satu faktor sepinya pengunjung ke Blok G disebabkan banyaknya preman di sana. Tak jarang, si preman "memeras" pengunjung.
Salah satu korban "pemerasan" preman Tanah Abang adalah seorang wartawati dari salah satu media nasional.
Berdasarkan keterangan beberapa PKL yang dijumpai Kompas.com di Blok G, pengunjung diimbau lebih waspada. Para preman biasanya beraksi pada sore menjelang malam hari setelah selesai menarik jatah iuran harian dari para PKL.
Baca juga: Sebentar Lagi Tanah Abang Akan Diubah Jadi seperti Grand Bazaar Istanbul
"Mereka biasanya selesai narik iuran, kadang suka minum-minum sampai mabuk. Nah, kalau sudah ada yang mabuk, suka rusuh, lebih hati-hati saja," kata Agus, salah seorang PKL di sana.
Agus mengatakan, biasanya para preman itu mengincar perempuan yang berdandan mencolok atau ketika sedang terlihat kebingungan.
"Biasanya dipalak. Karena mereka juga enggak sendiri, pasti banyakan (dalam jumlah banyak)," ujarnya.
Oleh karena itu, sebaiknya pengunjung tidak berdandan mencolok ataupun menggunakan perhiasan berlebih ketika berbelanja ke Tanah Abang.
Baca juga: Pemprov DKI Dinilai Bisa Kolaborasi dengan Penguasa Tanah Abang
Ani (bukan nama sebenarnya), salah seorang pedagang minuman di kawasan itu, mengungkapkan kasus pemerasan sering terjadi di Blok G yang tidak terlalu ramai didatangi pengunjung.
"Sering (terjadi pemerasan) di sini, sudah enggak terhitung jari. Ya paling sering cewek (jadi korban pemerasan), tetapi cowok juga ada," ujarnya.
Agus dan Ani menyarankan para pengunjung berbelanja ke Tanah Abang pada pagi dan siang hari karena saat itu preman masih sibuk menagih iuran ke PKL.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H