Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Maaf-maaf Ya, Waktu Zaman Pak Ahok Enggak Pernah Banjir..."

13 November 2017   18:44 Diperbarui: 13 November 2017   18:54 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali Pesanggrahan yang melintasi Jalan Padang, Ulujami, Jakarta Selatan.JAKARTA, KOMPAS.com - Sugiyanto, warga Jalan Padang RT 06 RW 02 Ulujami, Jakarta Selatan mengingat tak ingat kapan terakhir kali ia merasa was-was ketika hujan tiba. Namun pada Minggu (12/11/2017) petang, perasaan itu kembali muncul karena air Kali Pesanggrahan yang terletak beberapa puluh meter dari rumahnya meluap.

 "Semalam banjir, kalau di depan rumah saya tidak sampai masuk karena tinggi, tapi di ujung jalan dekat jembatan Kali Pesanggrahan sampai sedengkul," kata Sugiyanto ketika ditemui di rumahnya, Senin (13/11/2017) petang.

 Menurut Sugiyanto, banjir ini pertama kali dalam kurang lebih empat tahun terakhir. Dulu, banjir memang kerap menyambangi daerah Ulujami yang dilintasi Kali Pesanggrahan. Namun ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kala itu menormalisasi Kali Pesanggrahan di Tanah Kusir dan di Pos Pengumben, banjir mulai hilang dari rutinitas warga.

 "Maaf-maaf ya, waktu zaman Pak Ahok enggak pernah banjir, baru kali ini aja setelah Gubernur baru," ujar Sugiyanto.

Baca juga : Hujan Deras, Genangan di Mana-mana

 Sugiyanto menyebut banjir yang datang semalam memang tidak separah dahulu. Banjir muncul ketika hujan lebat mengguyur, dan surut sesaat ketika hujan reda kira-kira pukul 22.00.

Sugiyanto yang sudah tinggal hampir 30 tahun di Jalan Padang mengatakan dulu, banjir biasa merendam atap rumahnya. Ia menunjukkan lekukan di tembok yang kira-kira setinggi 1,50 meter dari permukaan jalan, tanda ketinggian rumahnya dulu.

 "Rumah saya ini dulu atapnya cuma segini, karena banjir terus akhirnya ditinggiin sampai 1,5 meter lagi," katanya.

 Banjir sebelum normalisasi Kali Pesanggrahan sangat merugikan warga. Pasalnya, hampir setiap hari banjir terjadi dan memaksa warga mengangkut-angkut barang serta bersih-bersih.

Baca juga : Kompleks BPPT Meruya dari 2007 Bebas Banjir, Kini Tergenang Lagi

 "Dulu kebanjiran hampir setiap hari waktu musim hujan, alhamdulillah begitu zaman Pak Jokowi udah berkurang banget, terasa enggak pernah banjir lagi," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun