Â
SAINT PETERSBURG, KOMPAS.com - Sejarah dan kecantikan kota Saint Petersburg, Rusia, menyelipkan sebuah kisah hubungan dekat Indonesia dengan Rusia di masa lalu.
Berdiri megah di dekat Sungai Neva, Blue Mosque, sebuah masjid terbesar di Rusia dan Eropa menjadi saksi bisu jejak Soekarno di Rusia.
Di kota yang bejuluk Venesia dari utara itu, Soekarno diingat warga muslim Rusia lantaran andilnya membuka kembali masjid tersebut untuk dijadikan tempat ibadah.
BACA: Sosok Soekarno di Balik Pameran Lukisan Senandung Ibu Pertiwi
Selama Uni Soviet berkuasa, masjid yang didirikan pada tahun 1910 itu ditutup dan dialihfungsikan menjadi gudang. Pada masa itu, hampir semua tempat ibadah dilarang digunakan. Beberapa di antaranya dijadikan kantor pemerintahan dan museum.
Berkat kelihaian komunikasi Bung Karno membujuk pemimpin Uni Soviet waktu itu, Nikita Khrushchev, Blue Mosque dibuka kembali untuk tempat ibadah hingga sekarang.
"Ceritanya, Bung Karno waktu itu lagi berkunjung ke Petersburg, sedang mencari tempat untuk bisa shalat dan akhirnya dia meminta masjid di Saint Petersburg ini untuk bisa dipakai dan dikembalikan menjadi tempat ibadah. Dikabulkan sama Khruschev," ujar Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat berkunjung ke Blue Mosque, Sabtu (14/10/2017).
Fadli merupakan seorang pecinta sejarah, literatur, hingga karya seni Rusia. Dia menekuni segala hal tentang Rusia saat mengenyam pendidikan sarjana di Sastra Rusia Universitas Indonesia dan mendalaminya hingga kini lewat berbagai literatur.
Saat kami tiba di sana, masjid itu sedang dalam tahap renovasi pada bagian dalamnya. Namun dari luar, kemegahannya masih bisa dinikmati.
Granit-granit warna biru dan hijau toska yang dibuat seperti mozaik kubus ditumpuk secara rapi dan simetris. Dinding yang sebelumnya hanya tembok bercat biru kini sudah dilapisi dengan batu alam sehingga terlihat lebih kokoh.