Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Guam Mungkin Kecil, tapi Iman dan Kepercayaan Kami Besar..."

13 Agustus 2017   16:15 Diperbarui: 13 Agustus 2017   16:29 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat Katolik di Guam, berkumpul di Ibu Kota Hagatna untuk menghadiri acara doa bersama untuk perdamaian, Minggu (13/8/2017).

Umat Katolik di Guam, berkumpul di Ibu Kota Hagatna untuk menghadiri acara doa bersama untuk perdamaian, Minggu (13/8/2017).HAGATNA, KOMPAS.com - Umat Katolik di Guam menggelar acara doa untuk perdamaian, di Ibu Kota Hagatna, Minggu (13/8/2017). 

Acara ibadah itu digelar di bawah bayang-bayang ancaman peluru kendali Korea Utara.

Askup Agung Guam Michael Byrnes yang memimpin acara itu meminta "kehati-hatian" di tengah perang kata-kata yang kian memuncak antara Amerika Serikat dan Pyongyang.

"Umat harus berdoa untuk sebuah resolusi yang adil, dan juga kehati-hatian dalam perkataan serta tindakan," kata Michael Byrnes, seperti dikutip AFP. 

Byrnes pun mengingatkan adanya seruan dunia internasional agar Presiden AS Donald Trump menahan diri dalam mengumbar pernyataan-pernyataannya. 

Kendati banyak pihak menjadikan Guam sebagai pusat perhatian menyusul ancaman Korut, namun banyak warga yang mengatakan bahwa mereka tidak terpengaruh.

"Saya benar-benar tidak takut, karena jika sudah waktunya kita mati, maka itulah saatnya kita mati," kata Sita Manjaras (62), seorang pensiunan guru dari Tamuning.

Sementara, Pastor Mike Crisostomo mengatakan, tanggapan umat dalam menghadapi ancaman semacam itu hanyalah dengan berpegang pada iman dan terus berdoa. 

"Itu akan menunjukkan ke dunia lain, ke negara-negara lain, bahwa Guam mungkin kecil, tapi iman dan kepercayaan kita lebih besar," kata Crisostomo.

Dora Salazar (82), yang melakukan perjalanan sejauh 14 kilometer dari Desa Mangilao untuk hadir dalam acara ini mengaku terus mendoakan pemimpin Korut Kim Jong-Un.

"Kami berdoa agar Tuhan menyentuh hati dia," kata Salazar.

Baca: Guam, Pulau Kecil dalam Bidikan Nuklir Korut, Ada Apa di Sana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun