Baik di ibu kota itu maupun di wilayah provinsinya, keduanya hampir seluruhnya berada di bawah kendali ISIS.
Para komandan dan militan ISIS telah melakukan perpindahan besar-besaran ke sana sejak beberapa waktu lalu setelah Raqqa mulai dikepung pasukan SDF yang didukung AS.
Kemungkinan besar, Deir al-Zour, akan menjadi beneng pertahanan ISIS terakhir setelah Raqqa yang terancam oleh pasukan koalisi AS.
Sebagian besar wilayah Deir al-Zour adalah padang gurun yang tak berpenghuni.
Namun militan mengendalikan serangkaian kota yang berjejer di sepanjang Sungai Efrat, termasuk di Mayadeen, di mana para pemimpin ISIS yang tercerai-berai dilaporkan telah berkumpul kembali di sana.
Baca: Setelah Mosul Direbut Kembali, Berakhirkah Perang Melawan ISIS
Siapa persisnya yang akan memenangkan pertempuran di Deir al-Zour tidak jelas. Para loyalis rezim Suriah sudah mulai maju ke provinsi ini dari barat daya.
Namun, SDF yang didukung AS juga menguasai bagian utara provinsi tersebut dan dapat memutuskan untuk menuju ke selatan setelah Raqqa, yang akan membuat Deir al-Zour menjadi titik pertempuran internasional terbaru.
Bukamal (atau Abu Kamal): Kota ini berada di perbatasan dengan Irak, tepatnya di lembah bagian Sungai Efrat di provinsi Deir al Zour, yang berseberangan dengan Al Qaim di Irak.
Militer AS telah mencoba untuk membangun sebuah kekuatan oposisi Suriah yang mampu merebut kota tersebut, dimulai dari sebuah pangkalan yang berjarak 200 mil jauhnya dari kota itu.
Namun kehadiran oposisi telah menciptakan ketegangan baru antara AS dan pasukan yang didukung rezim Suriah dan Iran, yang beroperasi di dekat kota itu.