"Kalau secara urut-urutannya, kalau misalnya Raja Salman, King Salman saat ini meninggal, itu penggantinya Mohammed bin Nayef, bukan Mohammed bin Salman. Meskipun Mohammed bin Salman ini putra kandung Raja Salman yang sekarang."
Mohammed bin Nayef adalah anak dari Nayef bin Abdul Aziz, saudara Salman bin Abdul Aziz.
6. Mendekat ke Amerika Serikat
Dengan semakin berkuasanya anak-anak Raja Salman yang berpendidikan Barat, diperkirakan hubungan Saudi dengan AS akan lebih erat lagi, kata pengamat Dina Y Sulaeman.
"Ketika zaman Obama itu kan memang antara Saudi dengan AS sedikit merenggang, karena Saudi tidak menyetujui Amerika menandatangani perjanjian nuklir dengan Iran. Setelah kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman ke Gedung Putih, bulan Maret yah, itu kan salah satu pernyataannya adalah bahwa sekarang adalah turning point."
Baca:Â Raja Salman Sebut Iran Sebagai Sponsor Terorisme Dunia
Perubahan hubungan Saudi dengan Yaman dan Qatar, yang kemudian menimbulkan masalah, diduga sudah dikonsultasikan dengan AS.
Negara itu juga baru saja menjual senjata dalam jumlah dan nilai yang besar ke Saudi.
7. Kudeta?
Sejumlah pihak memandang keputusan Raja Salman pada Rabu (21/6/2017) untuk mengangkat anak-anaknya pada posisi penting dipandang justru akan berisiko bagi keberlangsungan kekuasaannya.
Smith Al Hadar mengatakan, "Raja Salman ini tidak cukup bijaksana. Dia tidak cukup peka melihat kenyataan di sekeliling bahwa ketidakpuasan jelas sekali di kalangan keturunan Al Saud ini. Akan ada kasak-kusuk di kalangan istana itu, yang bisa pecah menjadi sebuah kudeta, atau setidaknya dalam waktu pasca Raja Salman itu akan menjadi persoalan besar."