Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Persahabatan Gus Mus dan Quraish Shihab

22 Juni 2017   05:00 Diperbarui: 22 Juni 2017   11:32 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quraish Shihab dan Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus, mengungkapkan kisah persahabatan mereka pada acara Mata Najwa Cerita Dua Sahabat, yang ditayangkan Metro TV, Rabu (21/6/2017) malam.

Quraish Shihab dan Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus, mengungkapkan kisah persahabatan mereka pada acara Mata Najwa Cerita Dua Sahabat, yang ditayangkan Metro TV, Rabu (21/6/2017) malam.JAKARTA, KOMPAS.com - Dua ulama besar Muhammad Quraish Shihab dan Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus, ternyata memiliki kisah persahabatan yang sangat kental.

Persahabatan itu terjalin sejak keduanya menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, lima puluh tahun lalu.

Quraish Shihab dan Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus, mengungkapkan kisah persahabatan mereka pada acara Mata Najwa "Cerita Dua Sahabat", yang ditayangkan Metro TV, Rabu (21/6/2017) malam.

Bagaimana kisahnya?

Di mata Quraish Shihab, Gus Mus merupakan sosok berhati bersih, tidak pendendam, memiliki perasaan yang halus, dan suka bercanda.

"Walau suka bercanda, tapi candaannya tidak menyinggung. Jadi kalau kami bersahabat, sangat menjaga perasaan. Gus Mus itu, kalau saya gembira dia ikut gembira. Kalau saya gundah, dia ikut gundah," ujar Quraish Shihab.

Sementara itu, Gus Mus memandang Quraish Shihab sebagai orang yang tekun dan mencintai ilmu pengetahuan.

Meski Quraish Shihab lebih senior, Gus Mus mengaku tak sungkan melontarkan candaannya. Menurut Gus Mus, orang berilmu bisa lebih memaklumi orang lain yang melakukan kesalahan.

"Kalau Beliau di Mesir cari ilmu. Kalau saya cari kawan. Saya cari kawan yang kira-kira ilmunya bisa saya serap," ujar Gus Mus.

"Saya tidak khawatir, bercanda, main-main dengan Beliau. Enggak takut karena Beliau berilmu. Orang berilmu itu salah satu cirinya, bisa memaklumi jika ada yang khilaf, ada yang kurang," kata dia.

Panggilan "om"

Gus Mus pun sempat bercanda saat mengungkapkan bahwa dirinya kerap memanggil memanggil Quraish Shihab dengan panggilan "Om" saat masih kuliah.

Menurut Gus Mus, ada dua alasan yang membuat dia menggunakan panggilan itu. Pertama, Quraish Shihab dianggap sebagai seorang senior dalam dunia keilmuan. 

"Tapi ada versi yang lebih bisa dipercaya, ini karena Om Quraish ini terlalu banyak cewek yang senang sama Beliau. Sehingga orang-orang itu mengacau dengan memanggil 'Om', supaya (Quraish Shihab) kelihatan tua, untuk menyingkirkan saingan," kata Gus Mus, sambil bergurau.

Sebagai sahabat, Gus Mus dan Quraish Shihab memiliki beberapa kesamaan. Keduanya sama-sama menggemari olahraga sepak bola.

Di bidang musik, keduanya mengidolakan penyanyi asal Mesir, Umi Kultsum, yang tenar pada tahun 1920-an sampai 1970.

Selain itu, pada masa mudanya, Gus Mus dan Quraish Shihab jago merayu calon istri mereka melalui surat.

Pada salah satu surat yang ditujukan kepada istrinya, Fatmawati Assegaf, Quraish Shihab menulis, "Bolehkah aku memanggilmu Mama?"

Meski banyak kesamaan, kedua sahabat ini tidak jarang mengalami perbedaan pendapat.

Quraish Shihab mengakui, ia sering tak sependapat dengan Gus Mus dalam banyak hal.

Namun, perbedaan pendapat itu tidak merusak persahabatan yang terjalin. Quraish Shihab justru melihat sosok Gus Mus sebagai cermin dari dirinya.

Oleh sebab itu, kata Quraish Shihab, dia tidak bisa menghakimi Gus Mus jika terjadi perbedaan pendapat.

"Sahabat itu bisa diibaratkan dengan dua garis lurus yang berdampingan, berjalan seiring. Tidak ada yang mau di depan, tidak ada yang mau di belakang. Kalau saya di depan, saya takut saya keliru sehingga kamu ikut keliru. Kalau saya di belakang, saya takut tidak bisa diikuti kamu. Jadi berjalan beriringan," ucap pendiri pusat studi Al-Quran itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun