"Sahabat itu bisa diibaratkan dengan dua garis lurus yang berdampingan, berjalan seiring. Tidak ada yang mau di depan, tidak ada yang mau di belakang. Kalau saya di depan, saya takut saya keliru sehingga kamu ikut keliru. Kalau saya di belakang, saya takut tidak bisa diikuti kamu. Jadi berjalan beriringan," ucap pendiri pusat studi Al-Quran itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!