WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang perempuan Yazidi yang menderita selama 10 bulan sebagai budak seks gerombolan penjahat Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) datang ke Washington.
Ia memohon pertolongan bagi masyarakat agama Yazidi yang menderita trauma dan mengungsi di Irak utara dan ratusan lainnya yang masih diperbudak ISIS.
Shireen Jardo (25), bertemu dengan beberapa anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dan pejabat federal bersama organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan dan media Irak.
“Saya meminta mereka agar menyelamatkan masyarakat kami dan tanah kami dari ISIS,” kata Jardo seperti dilaporkan Voice of America, Sabtu (27/5/2017).
Baca: Perempuan Yazidi, Korban Budak Seks ISIS, Terima Penghargaan
“Saya menanya mereka, berapa lama lagi kami harus menunggu untuk mendengar kabar masyarakat kami yang masih di bawah kekuasaan ISIS?”
Sedikitnya 9.900 kaum Yazidi Irak telah dibunuh atau diculik dalam pembantaian oleh penjahat ISIS tahun 2014, menurut organisasi-organisasi internasional.
Sekalipun banyak warga Yazidi seperti Jardo berhasil meloloskan diri melalui penyelundupan atau pembayaran tembusan, organisasi-organisasi hak azasi mengatakan kira-kira 2.500 kaum Yazidi, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, masih ditawan ISIS di Suriah dan Irak.
ISIS memandang kaum Yazidi sebagai penyembah iblis yang harus beralih agama ke Islam, kalau tidak, akan dibunuh.
Baca: Perempuan Yazidi Korban Budak Seks ISIS Menjadi Duta Besar PBB
Para aktivis Yazidi mengatakan penderitaan Jardo melambangkan penderitaan yang lebih luas kaum Yazidi.