Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

China, Raksasa yang Rapuh

23 Mei 2017   23:29 Diperbarui: 24 Mei 2017   06:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana bagian distrik bisnis pusat di Beijing, China, yang tengah diselimuti badai pasir, Kamis (4/5/2017). Badai pasir menerjang sebagian besar wilayah China Utara termasuk Beijing yang menyebabkan angin dipenuhi debu dan menghalangi daya pandang.

Rentannya situasi di wilayah perbatasan utara dan barat China serta adanya ancaman pemberontakan dari para petani, mengharuskan dilakukannya kesiapan militer yang terus-menerus, hingga menguras sumber daya lebih banyak.

Oleh sebab itu, keberadaan aparat kepolisian selalu dibutuhkan, dan ini tidak berubah dari dulu bahkan hingga kini di era Xi Jinping.

Ketiga, pentingnya fungsi-fungsi strategis dari sungai-sungai di China, yang telah lama menjadi bagian penting dari konektivitas internal, keamanan domestik dan perdagangan, telah banyak memberikan kekuatan.

Selama berabad-abad, sungai-sungai besar seperti sungai Yangtze, Mutiara dan Kuning, telah dikembangkan untuk irigasi, mencegah banjir dan kemudahan transportasi.

Sebuah jaringan kanal dan jalur air domestik telah dibangun, hingga menyatukan negara. Yang paling terkenal adalah Grand Canal, menghubungkan bagian Selatan yang subur akan pertaniannya dengan bagian utara yang gersang di sekitar Beijing.

Contoh kanal yang kurang dikenal namun sesungguhnya fenomenal adalah Kanal Lingqu sepanjang 36,4 kilometer yang dibangun dengan mengorbankan nyawa yang luar biasa banyaknya selama selama Dinasti Qin dari 219-214 SM.

Jalur strategis ini menghubungkan lembah Sungai Yangtze dan Sungai Mutiara, serta menyediakan sarana untuk perjalanan dengan kapal dari Chang'an (ibu kota dinasti kuno) menuju Guangzhou, yang jaraknya lebih dari dua ribu kilometer.

Untuk Kepentingan kita, penting untuk diingat bahwa tingginya tekanan aktivitas di sungai telah mengabaikan besarnya kebutuhan mengembangkan industri perkapalan laut yang kuat dan terhalangnya perdagangan dengan negara-negara Asia Tenggara selama berabad-abad.

Keempat, di era sebelum munculnya mesin uap, pelayaran harus mengikuti angin musim yang sangat penting.

Di musim dingin, ketika daratan lebih dingin dari pada air, angin musim Timur Laut akan bertiup dari China dan bagian selatan Jepang, lalu akan berbalik pada musim panas, saat daratan menghangat sehingga membuat daerah dengan tekanan lebih tinggi dan juga hujan deras dari Selatan.

Sehingga, angin musim akan menentukan jadwal waktu berlayar dan memastikan kerangka waktu tertentu untuk rute perdagangan antara China dan Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun