Terus terang, belakangan saya agak sebal dengan Leo. Karena tidak ada lagi karya-karya hebat yang lahir setelah pertemuan itu. Pertunjukan Leo lebih banyak digelar untuk kebutuhan kangen-kangenan, sehingga yang dia nyanyikan adalah lagu itu itu saja.
Bahkan di banyak konsernya, para pemujanyalah yang aktif menimpali nyanyiannya. LKers, adalah nama persatuan fans Leo yang kerap mengundangnya konser. Terakhir, beberapa hari sebelum kepergian Leo, L'Kers menyelenggarakan acara penggalangan dana untuk Leo.
Kini Leo sudah pergi, membawa serta mimpi-mimpinya yang ingin mendokumentasikan khasanah lagu-lagu rakyat Idonesia ke dalam komposisinya.
Ya ya...Leo memang telah pergi, tapi karya-karyanya masih tinggal di sini, bersama bangsa ini hingga entah kapan; sebagai teman ketika bangsa ini loyo semangatnya, sebagai pengingat bahwa bangsa ini pernah memiki seorang penyanyi, penyair, dan pencipga lagu yang selalu gagah di panggung.
Selamat jalan Cak! Kami akan selalu mengingat geloramu.
Seperti satu meriam kau meledak
Seribu bedil adakah berarti
Kalau laras-laras sudah berbalik
Apalagi kau tunggu saudara
Ayo nyalakan api hatimu
Seribu letupan pecah suara
Disambut dengan satu kata: merdeka!
Merah putih mawar melati, merah putih bara hati
Merah putih mawar melati, merah putih setiap hati
Bunga-bunga berguguran di sana
Di bawah panji tanah airku, tanah merdeka
Bunga-bunga berguguran di sana
Di bawah panji tanah airku, tanah merdeka
(Nyanyian Tanah Merdeka, Leo Kristi)