Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Perjalanan Dosen ITB Suryo Utomo dari Mengantar Sang Ibu hingga Bunuh Diri

16 Mei 2017   09:44 Diperbarui: 16 Mei 2017   16:21 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suryo Utomo, dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (ITB) dilaporkan hilang sejak Rabu (10/5/2017).BANDUNG, KOMPAS.com - Kisah perjalanan hidup terakhir Suryo Utomo (31), salah satu dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (ITB), berawal ketika dirinya tiba-tiba menghilang pada Rabu (10 /5/2017). 

Sebelum menghilang, Suryo sempat mengantar ibu kandungnya, Ika Rini Astuti, menggunakan mobilnya, Toyota Vios warna silver dengan nomor polisi F 1031 DC ke Terminal Leuwi Panjang, Kota Bandung. Ibunya berencana naik bus tujuan Bogor.

Baca juga: Polisi Pastikan Kematian Dosen ITB Suryo Utomo karena Bunuh Diri

Seusai mengantarkan ibunya, Suryo tidak kunjung kembali kerumah dan hilang kontak. Pihak keluarga pun melaporkan hal itu ke Polrestabes Bandung agar bisa menemukan Suryo. 

Polisi menemukan petunjuk. Mobil Toyota Vios warna silver dengan nomor polisi F 1031 DC milik Suryo ditemukan di Jalan Ciranjang, sebelum masuk Cianjur. 

"Posisi mobil terakhir di Jalan Raya Cianjur-Bandung Km 209. Tapi korban belum ditemukan," kata Kepala Polrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo. 

Spekulasi hilangnya Suryo bermunculan. Mulai dari penculikan hingga ikut gerakan kelompok radikal. Namun, berdasarkan keterangan dari ibunya, Suryo diketahui memiliki riwayat hilang ingatan.

"Tapi itu nonmedis," ujar ibu Suryo, Ika Rini Astuti, saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (12/5/2017).

Ika menuturkan, riwayat tersebut diderita anaknya sejak April 2017. Namun ia tidak menyebutkan secara rinci perihal penyebab penyakit yang diderita Suryo.

Hingga akhirnya pada Sabtu (13/5/2017) sore, jasad pria dengan ciri-ciri mirip Suryo Utomo ditemukan di Waduk Cirata, Kampung Jagabaya, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 

Pihak kepolisian pun segera membawa keluarga dan kerabat Suryo ke RSUD Cianjur, tempat jasad pria mirip Suryo diotopsi. Keluarga dan kerabat akhirnya membenarkan jasad pria tersebut adalah Suryo Utomo. 

Pernyataan keluarga kembali disampaikan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo.

"Pihak Polres Cianjur langsung melakukan koordinasi dengan Satreskrim Polrestabes Bandung dan juga melakukan pengecekan ke keluarga korban dan keluarga korban menyatakan bahwa mayat tersebut adalah Suryo Utomo yang hilang," kata Hendro melalui ponselnya, Minggu (14/5/2017) pagi.

Bunuh diri

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus merilis hasil otopsi yang dilakukan kepada jasad Suryo Utomo. Yusri Yunus mengatakan, korban meninggal diduga karena bunuh diri.

"Dugaan bahwa korban bunuh diri dengan cara meloncat ke jurang dari ketinggian 20 meter," kata Yusri melalui ponselnya, Senin (15/5/2017).

Lebih lanjut Yusri menyebutkan, jurang tempat korban melompat tidak jauh dari lokasi penemuan mobil milik Suryo Utomo di Ciranjang, Cianjur.  

"TKP meloncat ke jurang tidak jauh dari ditemukannya kendaraan pribadinya," ungkapnya.

Hasil otopsi yang dilakukan oleh pihak RSUD Cianjur, sebut Yusri, menemukan beberapa luka luar dan dalam. 

"Pada bagian kepala ada luka terbuka tapi tidak rata sampai dasar tulang kepala. Di bagian tulang iga dada kiri, tulang iga 1,2,3,4 patah," tuturnya.

Kemudian, terdapat sayatan di tangan kiri atas serta patahan di punggung bagian kiri dan kanan.

"Di bagian paha kanan patah tertutup. Ada resapan darah di bagian kepala dan dada," ucapnya.

Wakapolres Cianjur, Kompol Santiadji Kartasasmita mengatakan bahwa saksi yang dimintai keterangan menyebutkan, sebelum bunuh diri, Suryo terlihat seperti orang yang tertekan dan sempat bolak-balik di rest area Citarum. Kendaraan miliknya ditemukan terparkir di tempat tersebut.

"Saat berbincang-bincang dengan saksi, korban seperti tidak fokus dan sering mondar-mandir ke sejumlah tempat di rest area," kata Santiadji.

Baca juga: Saksi: Dosen ITB Suryo Utomo Sempat Mondar-mandir di "Rest Area"

Santiadji kembali menegaskan bahwa hasil otopsi yang dilakukan Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Kedokteran Forensik (IPJKF) RSUD Cianjur menunjukkan tidak ditemukan tanda-tanda luka akibat kekerasan atau tindak pidana.

"Hasil penyelidikan yang kami lakukan dan berdasarkan hasil otopsi dari IPJKF RSUD Cianjur, dapat dipastikan Suryo Utomo tewas akibat bunuh diri. Bahkan hasil tersebut diperkuat dengan keterangan dari beberapa saksi yang ada di sekitar tempat kejadian. Korban diduga mengalami depresi," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun