KOMPAS.com - Video seorang penumpang yang diseret keluar dari kabin pesawat maskapai AS, United Airlines, viral di internet. Video tersebut memunculkan kecaman netizen kepada United Airlines. Apa yang sebenarnya terjadi?
Seorang pria diseret dari tempat duduknya, diminta turun dari pesawat. Saat ditarik dari kursi, nampak kepalanya membentur sandaran tangan di kursi.
Petugas kemudian menyeret pria tersebut melalui lorong kabin pesawat, membawanya keluar, Sang pria nampak tidak berdaya dan terlihat darah di mulutnya.
Penumpang pesawat pun histeris melihat perlakuan yang dialami oleh penumpang tersebut.
"Ya Tuhan. Apa yang kalian lakukan? Ini tidak benar. Bukan seperti ini caranya. Lihat, kalian melukai mulutnya," ujar seorang penumpang perempuan dalam video.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Pada Senin (10/4/2017) lalu, United Airlines penerbangan 3411 yang melayani rute Chicago - Louisville, dikatakan overbook, kondisi di mana jumlah penumpang dalam penerbangan lebih banyak dari jumlah kursi yang tersedia.
Praktik overbook atau menjual tiket melebihi kapasitas kursi pesawat, memang lazim diterapkan oleh maskapai. Pada hari-H penerbangan, seringkali penumpang tidak muncul karena terlambat check-in atau alasan lain.
Namun, dalam penerbangan 3411 United Airlines, kasus yang sebenarnya terjadi ternyata bukan overbooked. Melainkan, maskapai tersebut mendadak harus menerbangkan extracrew (kru tambahan) ke Louisville.Â
Kru baru (pilot, kopilot, awak kabin) yang akan dikirim tersebut dibutuhkan di Louisville untuk menggantikan kru sebelumnya yang "terdampar" di sana, setelah penerbangannya mengalami keterlambatan (delay). Ada aturan yang membatasi jumah jam kerja kru penerbangan. Oleh karena itu, dibutuhkan kru baru.
Penerbangan yang delay di Louisville tersebut juga harus segera berangkat karena banyak penumpang yang "terdampar" tidak bisa terbang di sana.
Karena harus mengirim empat kru pengganti (statusnya harus terbang saat itu juga (must-ride), bukan kru siaga (standby)), maka United harus menurunkan empat penumpang dari penerbangan 3411.
Manajemen United Airlines awalnya meminta empat penumpang untuk secara sukarela turun dari pesawat dan terbang keesokan harinya.
Sebagai kompensasi, maskapai menyediakan uang tunai 800 dolar AS dan menginap semalam di sebuah hotel. Namun, tak ada yang menanggapi tawaran tersebut.
United Airlines kemudian melakukan pemilihan acak dengan menggunakan komputer. Tiga orang menerima tawaran itu tetapi satu orang menolak.
Akibat penolakan, petugas dari kepolisian udara Chicago masuk ke kabin dan memaksia pria yang menolak itu untuk turun dari pesawat, hingga menyeretnya.
Baca: Demi Kursi untuk Stafnya, United Airlines Seret Penumpang dari Pesawat
Tanggapan CEO United Airlines dan polisi Chicago
CEO United Airlines, Oscar Munoz telah mengelurakan pernyataan resminya menanggapi insiden ini.
"Ini adalah sebuah peristiwa yang tak diharapkan terjadi di United Airlines. Saya meminta maaf karena harus memindahkan pelanggan kami," ujar Munoz.
"Tim kami sedang menyelidiki sesegera mungkin tentang apa yang telah terjadi," tambah dia.
Munoz menambahkan, pihaknya berusaha menghubungi langsung para penumpang itu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Meski demikian, pernyataan Munoz tersebut juga dianggap tidak memuaskan oleh para netizen. Pernyataannya pun kini jadi bahan olok-olok di media sosial.
Kepolisian Chicago juga dikabarkan telah menon-aktifkan anggotanya yang menyeret penumpang United itu keluar dari kabin.
Adapun penumpang pria yang dipaksa turun tadi akhirnya tetap terbang dalam penerbangan 3411. Penerbangan sempat tertunda karena insiden tersebut dan kabin harus dibersihkan dari noda darah yang tercecer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H