JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo merasa prihatin atas peristiwa pembunuhan yang terjadi di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah.
Menurut Tjahjo Kumolo, SMA tersebut mempunyai citra yang baik dalam mencetak siswa-siswi unggulan.
Tjahjo juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Krisna Wahyu, sebagai korban dari peristiwa tersebut.
"Mendagri menyatakan ikut prihatin dan menyampaikan duka cita yang mendalam terkait adanya kasus pembunuhan dan terbunuhnya siswa di pendidikan SMA Taruna Nusantara yang sangat terkenal membangun disiplin dedikasi loyalitas siswanya" kata Tjahjo Kumolo melalui pesan singkatnya, Minggu (2/4/2017).
Untuk mengantisipasi kejadian serupa dan sebagai upaya meningkatkan kualitas diri para siswa di SMA Taruna Nusantara, Tjahjo Kumolo berpendapat, perlunya nilai-nilai revolusi mental ditekankan dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, pendidikan agama juga diberikan ruang yang lebih luas.
"Harus dicari celah mana yang perlu dioptimalkan, setidaknya dengan revolusi mental dan pendidikan agama yang diberi porsi lebih, masuk dalam kurikulum pendidikan calon pimpinan di SMA Taruna Nusantara," kata Tjahjo Kumolo.
Tjahjo meyakini pengajar di SMA Taruna Nusantara mampu membawa perbaikan setelah adanya kasus ini. Selain itu, para pengajar juga terus mengayomi para siswa agar menjadi pribadi yang berkualitas
"Saya yakin para pengasuh SMA Taruna Nusantara mampu menyempurnakan kalau ada kekurangan, karena beliau-beliau adalah figur pengasuh yang penuh berdedikasi selama ini," kata politisi PDI-P tersebut.
(Baca juga: Kepala Perguruan: Pembunuhan oleh Siswa SMA Taruna Nusantara di Luar Logika)
Krisna Wahyu ditemukan tewas pada pukul 04.00 WIB di tempat tidurnya. Ia tampak berlumuran darah dengan luka tusuk di bagian leher.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah menetapkan AMR, siswa seangkatan dengan Krisna, sebagai tersangka pembunuhan. Adapun motif pembunuhan lantaran sakit hati tersangka terhadap korban.
Krisna pernah memergoki AMR melakukan pencurian buku tabungan dan uang siswa lain. Kala itu, Krisna hanya menegur AMR.
Faktor lainnya adalah ponsel milik AMR yang dipinjam Krisna sempat disita sekolah. AMR menyuruh Krisna mengambil ponsel tersebut, namun Krisna menolak.
(Baca juga: Ini Motif Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H