WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyampaikan klaim bahwa dirinya telah disadap oleh pemerintahan pendahulunya, Barack Obama.
Klaim itu disampaikan Trump saat menerima kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel, Jumat (17/3/2017).
Trump menyatakan kepada Merkel, “Setidaknya kita memiliki satu persamaan, mungkin."
Agen intelejen dalam pemerintahan Obama dilaporkan memonitor telepon Merkel, yang sempat memicu reaksi kemarahan.
Tetapi para pemimpin partai Republik dan Demokrat di Kongres AS telah mengatakan mereka tidak percaya kalau Trump telah disadap.
Trump menyampaikan masalah penyadapan ini dalam keterangan pers bersama Merkel usai pertemuan. Merkel pun melihat Trump dengan tatapan yang aneh.
Meski demikian, dalam pertemuan Trump dan Merkel masalah utama yang didiskusikan adalah tentang Paktas Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan perdagangan.
Kunjungan Merkel, yang seharusnya dilakukan pada Selasa (14/3/2017) lalu terpaksa diundur karena terjadi badai salju.
Bahasa tubuh antara kedua pemimpin itu sangat canggung.
Dalam sebuah kesempatan berfoto di Gedung Putih, Merkel bertanya kepada Trump dengan perlahan, "Apakah Anda ingin berjabat tangan?”
Trump hanya menatap lurus pada tangannya dan tidak menjawab pertanyaan Merkel.
Dalam keterangan pers itu, Trump juga ditanya mengenai komentar Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer, yang menyebutkan bahwa agen mata-mata Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), telah melakukan penyadapan terhadap Trump selama kampanye Pilres AS, November 2016.
Trump mengatakan Spicer mengutip sebuah komentar dari Fox TV. Presiden AS itu mengatakan dia tidak memiliki pendapat apapun tentang hal itu.
"Anda tidak seharusnya berbicara dengan saya, Anda harus berbicara kepada Fox," kata Trump.
Fox kemudian menyampaikan sebuah pernyataan yang disiarkan melalui televisi yang menyebutkan, "Fox News tidak memiliki bukti apapun bahwa saat ini Presiden AS diawasi setiap saat dan dengan cara apapun, titik."
GCHQ membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan pernyataan itu merupakan "omong kosong".
Kantor PM Inggris di Downing Street mengatakan telah memastikan AS untuk tidak mengulangi klaim tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H