Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika SBY Lebih Banyak Bicara daripada Jokowi..

10 Maret 2017   09:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:05 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo menerima Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3/2017).

T: Pak SBY berarti 17 Agustus 2017 nanti akan hadir di Istana Presiden dong?
SBY: Saya sampaikan ke Beliau, kalau undangan yang diberikan Istana beberapa, kalau saya hadir, beberapa kali tidak hadir, karena ada alasan tertentu. Tapi insya Allah kalau undangan itu saya bisa menghadiri tentu dengan senang hati.

Kemarin juga saya hadir ke kunjungan ke Raja Salman di DPR. Insya Allah saya akan menjadi bagian dari negara ini dari pemerintah ini. Sudah, cukup ya.

T: Bagaimana dengan komitmen Partai Demokrat sendiri terhadap pemerintahan Jokowi-JK? SBY: Saya lebih mendudukkan diri sebagai mantan presiden dan Beliau sebagai presiden. Kita tidak masuk ke politik yang sangat teknis. Kalau itu akan mengalir ada mekanismenya. Kalau kita cocok untuk menyelamatkan negeri ini, negara Pancasila. Saya kira kerja sama politik apapun itu terbuka.

T: Apakah artinya nanti akan ada pertemuan politik lagi untuk membahas kerja sama ini? Pak Presiden Jokowi, apa harapan Bapak terkait Partai Demokrat yang mungkin memberikan dukungan di waktu mendatang?
Jokowi: Tadi Pak SBY sudah menyampaikan bahwa tradisi politik dari presiden sebelumnya ke berikutnya memang harus kita tradisikan. Yang kedua berkaitan dengan budaya estafet. Pembangunan yang sebelumnya diteruskan oleh pembangunan presiden berikutnya. Kalau budaya estafet terus bisa dilakukan, kita memiliki, negara ini gampang mencapai titik target bagi kebaikan rakyat, bagi kebaikan negara.

Saya kira ke depan tradisi yang baik pergantian dari presiden sebelumnya ke presiden berikutnya itu harus terus ditradisikan dan yang kedua, budaya estafet harus kita miliki, sehingga jangan sampai kita tidak memulai terus dari awal. Itu yang harus kita tradisikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun