Dari informasi yang didapatnya, saat ini kerangka delapan individu manusia purba yang ditemukan di Gua Braholo dan disimpan di Museum Punung, Pacitan, Jawa Timur.
"Setahu saya disimpan di Punung, Pacitan, sana," ujarnya.
Dari proses penelitian selanjutnya, diketahui bahwa kemungkinan manusia purba yang hidup di Gua Braholo pada waktu itu sudah membagi ruangan.
Sisi kanan gua sebagai digunakan tempat membuang sampah. Dari ekskavasi di sisi kanan ini, ada temuan berupa kerang, tulang hewan, dan sisa biji-bijian.
"Posisi kiri gua itu, kemungkinan dulu digunakan untuk tidur. Itu kata peneliti yang melakukan ekskavasi di sini cerita kepada saya," tutur Kusno.
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Hery Santosa mengatakan, penemuan itu bisa dilihat dari ketebalan tanah di dalam goa. Ketebalan tanah bisa menunjukkan tahun perkembangan manusia.
Meski demikian, jejak manusia purba sekitar 30.000-an tahun lalu banyak ditemukan di gua-gua karst. Di zaman itu, gua karst dijadikan tempat hunian tidak permanen atau sementara.
"Salah satunya di Gunungkidul. Gua karst di sana banyak yang dijadikan hunian sementara di zaman itu," kata dia.
Pada saat itu, manusia hidup berpindah-pindah untuk mencari sumber makanan. Dalam perjalanannya, mereka memerlukan tempat berlindung, baik berlindung dari cuaca maupun binatang buas.
Lokasi hidup manusia prasejarah dapat ditemukan memanjang dari Gunungkidul hingga Ponorogo, Jawa Timur.
"Manusia saat itu belum berpikir menimbun makanan. Saat berpindah, mereka juga meninggalkan peralatan," urainya.