Malamnya, Presiden Soeharto menyelenggarakan jamuan makan malam di Istana Negara. Acara ini dihadiri sejumlah pejabat di Indonesia, seperti Ketua MPRS AH Nasution, Ketua DPR Sjaichu, dan sejumlah menteri dari Kabinet Pembangunan.
Sebelum jamuan dimulai, kedua kepala negara bertukar cendera mata.
Presiden Soeharto menyerahkan sebuah keris Yogyakarta dan macan yang telah diawetkan. Sedangkan Raja Faisal memberikan hadiah berupa pedang yang disepuh emas kepada Presiden Soeharto.
Kunjungi Istiqlal
Pembicaraan resmi antar-kepala negara baru dilakukan esok harinya, Kamis 11 Juni 1970, di Istana Merdeka. Soeharto menjelaskan mengenai kegiatan umat Islam di Indonesia, pembangunan Masjid Istiqlal, serta pernyataan dukungan Indonesia kepada negara Arab dalam konflik di Timur Tengah.
Setelah itu, Raja Faisal mengunjungi proyek Masjid Istiqlal. Saat tiba, anak dari Raja Abdulaziz Al Saud itu disambut umat Muslim yang menantinya di dalam.
Saat diberi kesempatan untuk memberikan sambutan, Penjaga Dua Kota Suci itu berharap umat Muslim di Indonesia selalu dinaungi kebaikan dalam perdamaian.
Kunjungi Parlemen
Pada hari ketiga, Raja Faisal melakukan kunjungan ke kompleks parlemen di Senayan dan memberikan sambutan di hadapan Sidang Istimewa DPR-GR.
Dalam kesempatan itu, kakak dari Raja Salman itu menjelaskan mengenai konflik di Timur Tengah antara bangsa Arab dengan Israel. Namun, Raja Faisal juga menyinggung mengenai kondisi di Asia Tenggara, yang saat itu sedang terjadi perang di Vietnam.
Raja Faisal berharap konflik segera reda, dan dapat terwujud perdamaian di dua kawasan.