Mereka memilih istilah 'gejala MSG kompleks' atau ‘MSG symptom complex’ untuk menggambarkan banyak dan beragamnya gejala yang terkait dengan konsumsi MSG.
Dalam penelitiannya, mereka menemukan ada cukup bukti ilmiah pada subkelompok individu yang sehat dalam populasi umum, yang mungkin sensitif terhadap dosis besar MSG.
Biasanya, gejala muncul dalam waktu satu jam setelah paparan. Tapi, gejala- gejala itu muncul ketika para peserta studi diberi tiga gram atau lebih MSG dalam air, tanpa makanan. Ini adalah skenario yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.
Menurut FDA, kebanyakan orang mengonsumsi hanya sekitar 0,55 gram perhari bersama dengan makanan, bukan diminum bersama air.
Sebuah studi pada tahun 2000 mencoba untuk menjelajahi efek MSG lebih lanjut. Peneliti merekrut 130 orang yang menggambarkan diri mereka sensitif terhadap MSG.
Mereka diberi MSG dan plasebo. Jika ada dari mereka yang mencetak hasil di atas tingkat tertentu pada daftar 10 gejala, mereka diuji lagi dengan diberikan MSG atau plasebo dalam dosis yang sama dengan uji pertama, untuk melihat apakah reaksi mereka terhadap MSG tetap konsisten.
Kemudian, peneliti memberikam dosis yang lebih tinggi untuk melihat apakah terjadi peningkatan gejala.
Setelah satu putaran pengujian, hanya dua dari 130 orang yang menunjukkan reaksi yang konsisten terhadap MSG dan tidak pada plasebo.
Kemudian, ketika mereka diuji lagi dengan MSG dalam makanan, reaksi mereka berbeda-beda. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap validitas pengakuan bahwa mereka sensitif MSG.
Glutamat sangat rendah toksisitas
Penelitian juga membuktikan, bahwa glutamat adalah zat yang sangat rendah toksisitas. Seekor tikus dapat mengonsumsi 15-18 gram glutamat perkilogram berat badan, baru kemudian berisiko meninggal akibat keracunan glutamat.