Mohon tunggu...
JTO
JTO Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berpengalaman mengelola perusahaan penerbitan media cetak dan televisi lokal. Sekarang penulis, pengajar dan pengelola rumah produksi. Memberi pelatihan jurnalistik untuk wartawan dan praktisi kehumasan. Memberi konsultasi bisnis media dan strategi komunikasi. Menulis buku Bisnis Gila (2004) dan Akal Sehat Dahlan Iskan (2014), Semua Orang Bisa Sukses (2015) dan Investasi Mulia (2016) email: intartosaja@gmail.com. Blog: www.catatanmuriddahlan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

VAR sebagai Mata Baru Wasit

23 Juni 2018   15:46 Diperbarui: 23 Juni 2018   16:05 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Youtube/dokpri

Bunyi peluit itu diprotes semua pemain Nigeria. Yang berada di lini belakang. Juga sebagian penonton. Mereka tidak terima diberi sanksi tendangan penalti.

Tangkapan layar Youtube/dokpri
Tangkapan layar Youtube/dokpri
Wasit segera meniup peluit lagi. Sambil membuat kode gambar kotak. Rupanya minta waktu beberapa saat. Lalu berlari ke arah sebuah kotak.

Kali ini layar televisi menayangkan dengan jelas.  Apa yang dikerjakan wasit dengan kotak itu. Setelah melihat beberapa detik, wasit kembali memasuki lapangan. Sambil meniup peluit panjang. Dan tangannya menunjuk titik penalti.

Pemain Nigeria tak bisa mengelak lagi. Sayangnya eksekusi penalti itu tak membuahkan hasil. Islandia kalah 0-2 melawan Nigeria. Tersingkir pada babak 16 besar.

Kotak ajaib yang digunakan wasit itu rupanya sebuah alat perekam video yang dilengkapi sebuah layar monitor. Namanya: VAR (video assistance referee). VAR atau asisten wasit speak bola berfungsi untuk memberi informasi kepada wasit kepala dengan cara memperlihatkan rekaman video pertandingan secara seketika. Melalui alat itu, wasit bisa melihat kembali rekaman pertandingan yang dinilai bermasalah.

Dari rekaman yang ditayangkan ulang, jelas terlihat pelanggaran itu. Pemain Nigeria mengganjal pemain Islandia. Hingga tersungkur di samping gawang.

Dulu VAR si kotak ajaib itu tidak ada. Baru di pertandingan Piala Dunia di Russia ini digunakan. Atau dulu ada, tapi saya tak pernah melihatnya?

Dari penelusuran saya, ide penggunaan kota ajaib itu ternyata sudah cukup lama. Saat FIFA masih dipimpin Sepp Blatter. Meski sudah dicoba dalam beberapa pertandingan, secaa umum kehadiran si kota ajaib itu dipersoalkan berbagai pihak. VAR dinilai bisa membuat sepak bola kurang menarik. Kurang humanis. Misalnya: tidak ada lagi gol tangan tuhan.

Tahun 2011 lalu, perusahaan saya pernah mendapat pekerjaan mengabadikan momen-momen seperti itu. Dari PSSI. Tetapi videonya tidak langsung ditampilkan di layar. Yang ditempatkan di belakang bangku pemain cadangan itu.

Dalam setiap pertandingan, digunakan dua kamera. Satu kamera untuk mendokumentasikan situasi lapangan. Satu lagi khusus untuk mengikuti pergerakan bola. Close up.

Seusai pertandingan, kedua video itu diserahkan kepada komisi disiplin. Untuk memastikan wasit telah mengambil keputusan dengan benar. Atas peristiwa yang terjadi sebelumnya di lapangan bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun