Lantas, Apa yang bisa kita Lakukan sebagai masyarakat untuk keluar dari pusaran kemiskinan ini?
Kemiskinan merupakan "zombie" yang menakutkan dan perlu kita basmi bersama. Terkait dengan hal-hal dan prahara sosial ekonomi dan berbagai sekelumit perilaku konsumtif masyarakat adat kita, untuk seperlunya dikurangi porsinya.
Sadar atau tidak disadari, kita di NTT yang hidup dan akrab dengan kemiskinan, seperlunya mengontol keuangan dan juga ada baiknya dialokasikan kepada hal-hal yang bermanfaat lainnya sebagaimana untuk tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
Saya tidak serta merta menyebut apa yang kita lakukan itu salah dan tidak berguna. Tapi sebagai mahluk yang berbudaya, dan berkewajiban melaksanakannya, kita memang sulit untuk menjauhkan segala bentuk proses dan ritualnya. Tapi bukan berarti perhatian, tenaga dan materil kita tersedot sepenuhnya kesitu. Masih ada dimensi lain yang proporsinya tidak kalah penting untuk diperhatikan.
Sementara untuk pemerintah, birokrat dan para pengambil keputusan diharapkan untuk tak pernah letih dan lelah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di NTT.Â
Bukan hanya peran pemerintah sebenarnya, melainkan juga masyarakat sendiri untuk bersama-sama menarik diri dari lingkaran setan kemiskinan.
Seyogianya pendidikan dapat dinikmari oleh semua orang. Namun kembali lagi bahwa pendidikan butuh biaya dan kemiskinan merupakan lingkaran yang menghayutkan. Inilah peran pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Namun yang utama ialah keseriusan semua pihak dalam melaksanakannya.Â
Selain itu, menjadikan NTT lebih accessible adalah misi yang penting. Pembangunan infrastruktur harus lebih digenjot lagi karena dengan infrastruktur semakin mempermudah penduduk dalam mendistribusikan barang baik dalam skala besar maupun kecil, sehingga akan berdampak pada pendapatan penduduk.
Jadi keseluruhan pengentasan kemiskinan ini adalah satu kesatuan, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja, masyarakat NTT perlu ikut andil didalamnya.Â
Jadi akankah kita secara sosial ekonomi dan budaya secara serius dan tidak setengah hati menanggalkan perilaku konsumtif kita untuk NTT lebih baik secara ekonomi dan sejahtera lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H