Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Berdansa dengan Siluman Ular Putih, Proses Kreatif Novel Qi-Sha Acek Rudy

19 Maret 2024   10:25 Diperbarui: 19 Maret 2024   10:25 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, sih, kedua legenda ini tidak saling berkaitan, tetapi dalam kisah fiksi ini, sah-sah saja membuatnya terhubung. Menjadi lebih manis lagi, setelah aku menggabungkannya dengan kisah Mayor Giok di Batavia yang seluruh keluarganya dibantai Jepang. Ide ini terinspirasi dari fakta tragedi Mayor Thoeng di Makassar pada tahun 40an.

Masih ada pemanis lainnya.

Ada rumor yang beredar, konon terdapat jalan bawah tanah yang menghubungkan sebuah kelenteng di kota lama Jakarta, dengan sebuah gereja katolik, dan kedai teh di Pancoran. Cerita ini tidak pernah terbuktikan. Namun, tidak ada salahnya jika diangkat dalam kisah, dan menjadikannya sebagai sebuah plot menarik. Biarkanlah pembaca yang berpikir, apakah gosip itu benar adanya, sekaligus apa hubungannya dengan tradisi patekoan dan kasus geger pecinan yang kelam.

Nah, berbicara mengenai peristiwa geger pecinan yang menimpa saudara-saudara Tionghoa, rasanya tidak lengkap tanpa membahas peristiwa 98. Tanpa bermaksud untuk saling menyalahkan, saya mengangkat tragedi ini menjadi sebuah sub plot tentang Iblis Muka Pucat. Tokoh antagonis ini diceritakan menjadi pembunuh kejam setelah semua keluarganya dibantai pada kerusuhan 98.

Perlakuan rasialis terhadap kaum minoritas, memang masih membekas hingga kini. Akan tetapi, melalui novel ini, saya menyikapinya dengan hati-hati. Saya mengajukan sebuah jalan tengah untuk menciptakan perdamaian, bahwa seyogyanya teman-teman Tionghoa pun harus berbenah, agar isu rasialis tidak lagi mengemuka. Sebagaimana yang diucapkan Tomi pada saat mengunjungi kelenteng tua di pecinan, "Janganlah menjadi Cina, jika tidak ingin dikatai Cina."

Semangat pembauran juga saya tuangkan dalam kisah romansa. Di mana tokoh utama, Suci Arkadewi gadis keturunan Tionghoa asal Singkawang menjalin hubungan cinta dengan Joky Wicaksono, seorang polisi muda dari suku Jawa. Di sini saya ingin menegaskan bahwa seyogyanya cinta sejati itu tidak melihat perbedaan suku, ras, maupun agama.

Spiritualisme dan Mistisisme

IIlustrasi isi dalam novel Qi-Sha: Tujuh Bintang Petaka (dokpri karya Andri Sonda)
IIlustrasi isi dalam novel Qi-Sha: Tujuh Bintang Petaka (dokpri karya Andri Sonda)

Karena novel ini diangkat berdasarkan budaya Tionghoa, maka tidaklah lengkap tanpa membumbuinya dengan ilmu-ilmu metafisika Tionghoa, seperti Bazi (pei jit), hingga ilmu mao-shan kuno yang mengerikan.

Namun, dalam proses ini, ada dua hal yang cukup menantang. Pertama, aura mistis tidak boleh terlalu kental, harus ada plot yang membuatnya masuk akal. Untuk itulah saya melakukan riset terhadap jamur pemakan daging, mycetoma yang memang benar-benar ada di Afrika, dan diberi gelar Silent Killer. Dalam kisah ini, saya menunjuk Dr. Muthiah Alhasany yang saya kreasikan sebagai Doktor di IPB untuk menjelaskannya.

Tantangan kedua, sosok mistis dalam novel tidak boleh terlalu dipuja. Nanti terkesan musyrik. Untuk itulah adegan penyerahan diri kepada Tuhan dan kebijaksanaan Tri-Dharma (Buddhisme, Konfusianisme, dan Taoisme) pun saya ulik melalui sosok Suhu Yong-min, seorang pendeta Tao, praktisi ilmu sesat, yang tidak kejam-kejam amat, karena masih memiliki nurani dan kebijaksanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun