Sebagaimana makna liriknya dalam Bahasa Indonesia:
Hanya ada satu tuhan
Ati Raja, hanya kepadamu kami meminta
Apapun itu yang sebenarnya
Ati Raja, pasti akan diterima segala permohonan
Walaupun hanya sebatas Hasrat.
Ya. Hasrat.
Hasrat dari teman-teman LSABS Parewabessi telah menjadi kenyataan pada malam itu. Meskipun berbahasa Makassar, pencipta lagu itu adalah seorang Musisi legendaris keturunan Tionghoa -- Sang Maestro, Ho Eng Djie.
Dari tangannya, lahir pula beberapa lagu hits lainnya di zamannya. Ammaciang, Kelong Sailong, dan dendang-dendang di antaranya.
Itulah Hasrat.
Setelah sebelumnya, tarian empat etnis dibawakan dengan sangat menarik oleh para penari dari Sanggar Seni Barasa', acara ditutup oleh tarian barongsai yang meriah dari Grup Barongsai Kelenteng Xian-ma. Acara terlaksana sukses.
Pagelaran seni ini memang hanya dihadiri oleh 300 orang peserta. Namun, semangatnya sudah didapatkan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kakanda Dian Cahyadi, Majelis Tinggi LSABS Parewabessi sesaat sebelum acara dimulai.
Ia berkata kepadaku, "Masyrakat Bugis-Makassar memiliki arti harafiah tentang semangat. Ia laksana ruh yang menemani manusia di mana pun berada."
Ya. Semangat itu nyata. Teman-teman LSABS Parewabessi telah berhasil menyebarkan bibit-bibit unggul melalui pegelaran seni dan budaya. Mengajak Masyarakat berperan dan berpartisipasi dalam melestarikan muatan nilai etnis Tionghoa dan Bugis-Makassar kepada generasi bangsa.
Juga hadir dalam acara tersebut Bapak Drs. Laode Muh Aksa, selaku perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, dan Bapak Ludfi, selaku Kepala Bidang Kekayaan Budaya dari Dinas Kebudayaan Kota Makassar.