Ketika ada yang bertanya kepadaku, "siapakah Tuhan-mu?" Saya bingung menjawabnya.
Ini bukan pertanyaan provokatif yang meragukan eksistensi Tuhan. Tapi, lebih kepada pertanyaan pribadi kepada diriku sendiri. Terkait dengan statusku sebagai orang Tionghoa.
Secara umum Tuhan disebut dengan "Shang-di" oleh orang Tionghoa. Secara harafiah artinya Dewa Langit Tertinggi. Jika mau dihubungkan, cocoklah dengan makna dari Tuhan.
Sebabnya orang Tionghoa tentu memercayai keberadaan Tuhan. Tidak ada bedanya dengan suku bangsa lainnya.
Namun, sedari kecil Mama selalu mengajarku untuk menyapa Tuhan dengan sebutan yang lebih personal. Setiap kali mengacungkan tiga batang dupa ke langit, aku harus mulai menyapa beliau dengan sebutan: "Yi-Huang Da-die." Biar sopan dan terlihat akrab. Eh...
Nah, sebutan orang Tionghoa kepada Tuhan inilah yang akan kubahas di sini. Karena sebenarnya ada perbedaan antara "Shang-di" dan "Yi-huang Da-die." Setidaknya menurut saya dan juga dari beberapa sumber yang saya baca.
Kaisar Langit Bukan yang Tertinggi
Yi-huang Da-die secara harafiah bermakna kaisar langit. Secara resmi, ia juga dikenal dengan sebutan Kaisar Giok atau Kaisar Agustus. Jadi, harus diingat Kaisar itu bukan dewa, meskipun sosok ini juga diakui sebagai salah satu dewa terpenting. Menjadi penguasa surga, memimpin para dewa, menguasai neraka, dan penentu nasib manusia. Ia mungkin merupakan raja para dewa. Tapi, ia juga masih punya bos.
Menurut pandangan Taoisme, Yi-huang Da-die berada pada level kedua surga tertinggi. Kedudukannya masih di bawah San-ging. Nah, terkait keberadaan San-ging pun masih terdapat perdebatan. Orang awam mengatakan bahwa Sang-ging adalah Tuhan (Brahma) dalam arti umum. Tapi, bagi penganut Tao. Sang-ging adalah Tiga Dewata Murni. Bisa juga berarti Tiga Guru Ilahi atau Tiga Kemurnian. Manifestasi murni dari ajaran Tao Teching, kitab suci Tao.
Kaisar Langit Tidak Abadi