Sebagai wujud rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada sang Peri, Festival Lentera pun tetap diadakan hingga beratus-ratus tahun kemudian.
Secara umum, perayaan Cap Go Meh di seluruh dunia identik dengan pesta rakyat, pertunjukan barongsai dan Liong, petasan, festival lentera, hingga acara kumpul-kumpul bersama keluarga. Begitu pula di Indonesia.
Kendati demikian, ada beberapa hal yang hanya identik dengan Indonesia. Tradisi tersebut tidak terdapat di negara lain. Sebagai contoh, beberapa jenis makanan seperti lontong Cap Go Meh, kue keranjang, hingga wedang ronde. Ini semua adalah buah hasil asimilasi warga Tionghoa yang telah berbaur dengan berbagai suku lainnya di Indonesia.
Demikian juga dengan pawai Tatung yang lazim diadakan setiap tahunnya di Singkawang, Palembang, Manado, dan beberapa kota lainnya. Itu semua hanya ada di Indonesia. Meskipun di Taiwan juga ada, tetapi konsepnya agak sedikit berbeda.
Di negara lain beda lagi. Kearifan lokal menumbuhkan tradisi-tradisi unik yang hanya bisa ditemukan di negara tersebut. Di Singapura, setiap tamu yang datang berkunjung ke rumah wajib diberikan dua buah jeruk. Makna filosofisnya adalah "Hoki Dobel" yang datang kepadanya. Sementara di Malaysia, buah Nanas menjadi hal yang wajib untuk dikonsumsi karena dipandang sebagai buah keberuntungan.
Korea Selatan juga merayakan imlek dengan versi mereka sendiri. Begitu pula dengan Cap Go Meh. Momen ini menjadi momen wajib bagi keluarga untuk berkumpul dan makan malam. Selain itu, warga Korea Selatan lebih memilih Cap Go Meh sebagai hari untuk bagi-bagi angpao. Bedanya, di sana bungkusnya berwarna putih, bukan merah. Menandakan arti dari kelahiran kembali.
Di Jepang Cap Go Meh dirayakan dengan menghias rumah dengan pohon pinus atau cemara. Setelah itu mereka akan makan malam bersama keluarga dan berkumpul di dekat perapian (kompor) hingga pukul 12 malam. Setelahnya seluruh kuil di Jepang akan membunyikan lonceng sebanyak 108 kali. Tanda bagi warga Jepang untuk ramai-ramai menuju kuil untuk bersembahyang.
China yang daerahnya luas dan memiliki penduduk yang majemuk juga memiliki tradisi perayaan yang berbeda-beda. Salah satu yang paling unik adalah tradisi untuk "mencari cinta." Sebagian warga jomlo percaya jika Dewi Cinta akan bermurah hati pada saat Cap Go Meh. Jika mereka belum menemukan pasangan atau sudah memiliki gebetan, maka momen ini adalah saat yang tepat untuk menyatakan "Wo Ai Ni."
Dan ada pula permainan tebak-tebakan. Caranya adalah dengan menaruh kertas berisi pertanyaan atau tanda-tanda rahasia. Jika ada warga yang ingin mencoba peruntungan, ia bisa mendatangi rumah si pemberi teka-teki. Jika berhasil menjawab dengan tepat maka mereka akan membawa pulang angpao sebagai hadiah.
Tradisi tebak-tebakan ini juga diadopsi oleh warga Jepang. Mereka menyebutnya sebagai Fukubukoro. Secara harfiah adalah tas keberuntungan. Biasanya toko-toko akan memajang beberapa tas yang dinamakan sesuai dengan semangat imlek. Seperti Tas Kebahagiaan, Tas Keberuntungan, Tas Panjang Umur, dan lain sebagainya. Tas tersebut isinya terdiri dari bermacam-macam paket yang dijual bundelan dengan harga murah. Para pembeli tidak tahu apa isinya, kecuali harga yang rela mereka keluarkan. Tentu saja menarik karena ada faktor keberuntungan disana.
Lalu, apa keuntungan toko? Tentu saja adalah keberuntungan. Menjual Fukubukoro dianggap membawa hoki dan berkah bagi usaha mereka.