"Koh, kayaknya kita undang master Fengshui deh. Ini ada suhu Liem, dia sedang naik daun, katanya konglomerat A juga pakai jasanya, dan lebih hebatnya lagi..."
"Ah sudah kubilang berulang kali, rumah ini tidak berhantu!!!" Afung selalu tidak sabaran jika istrinya Mei-ling mulai menyinggung hal-hal mistis yang berada di rumah baru mereka.
Afung dan Meiling adalah sepasang suami istri yang sudah menikah cukup lama. Selama ini mereka hidup berbahagia. Afung adalah seorang pengusaha, sementara Mei-ling istrinya memilih untuk mengurus sebuah perusahaan multi nasional.
Bukannya ia tidak mau membantu usaha suaminya. Baginya, Afung punya kemampuan untuk mengelola usaha yang sudah digeluti sejak lama, bahkan sebelum mereka menikah.
Selain itu, Mei-ling juga merasa sayang jika posisi puncaknya harus diberikan kepada orang lain. Bukannya karena Mei-ling takut kehilangan pekerjaan. Tapi  karena perusahaan tempatnya bekerja adalah milik keluarganya.
Iya, Mei-ling adalah putri tunggal seorang konglomerat. Dari sisi pendapatan tentu saja menang jauh dari toko sparepart Afung. Tapi, itu bukan halangan, keharmonisan tetap berjalan tanpa beban. Perbedaan status bukanlah halangan.
Banyak juga yang menilai jika mereka adalah pasangan serasi. Meskipun belum dikaruniai anak, mereka selalu kompak.
Meiling adalah wanita perfeksionis. Di usianya yang sudah kepala tiga, ia masih tampil mempesona. Tidak kalah dengan bawahannnya yang belum menikah. Sementara Afung adalah tipe lelaki pendiam, tidak banyak bicara, tetapi ramah dan sopan kepada semua orang.
Hingga mereka pindah ke rumah baru yang lebih besar. Berlokasi di pelosok, hanya sekitar 25 menit dari pusat kota. Itu karena adanya jalan tol yang baru saja dibangun pemerintah.
Di lingkungan yang baru itu, belum banyak penghuninya. Hanya sebuah rumah di ujung kompleks, dan tiga rumah di bagian dalam. Maklum, kompleks perumahan itu masih tergolong baru.