Bahan dari sutra seiring perkembangan pesat industri garmen. Desainnya lebih berani, menampilkan belahan samping hingga ke paha. Potongan pada lengan pun dibuat lebih pendek, bahkan ada yang tanpa lengan.
Dipadukan dengan higheels dari budaya barat, membuat wanita China berubah menjadi modis. Menonjolkan gaya feminin dan seksualitas wanita modern Tionghoa.
Sayangnya keterbukaan ini tidak berlangsung lama. Setelah Partai Komunis China berkuasa pada 1949, aturan berbusana kembali diketatkan. Para perempuan harus kembali mengenakan busana panjang mirip kaum pria.
Akan tetapi, cheongsam kontemporer masih digunakan oleh para wanita China di luar negeri, seperti Taiwan, Hong Kong, dan Singapura. Â
Lama kelamaan, China mulai membuka diri. Aturan ketat sosial kemasyarakatan tidak lagi menjadi aturan ketat pemerintah. Pria China tampil elegan, dan para wanitanya jadi modis. Cheongsam pun kembali memiliki tempat di masyarakat.
Akan tetapi, cheongsam yang dikenakan oleh ibu negara China di Bali tidak mencerminkan itu. Yang ia kenakan justru model lama besutan dinasti Qing dan kembali dipopulerkan di masa awal berkuasanya Partai Komunis China.
Pesan apa yang ingin disampaikan?
Mungkin tidak perlu berasumsi macam-macam. Mode di China telah bertransformasi. Tradisi tetap dipertahankan, tapi sisi kontemporer juga tidak diabaikan.
Lagipula Peng sebagai ibu negara terlihat lebih elegan dengan model cheongsam tradisional daripada yang close fitting.
Akan tetapi menurut opini saya, lebih daripada itu...
China modern di bawah pemeritahan Xi sedikit banyak telah berubah. Terlebih pada saat dia didaulat kembali menjadi pemimpin China untuk yang ketiga kalinya pada Oktober lalu.