Baca juga: Tips Menghadapi Kebangkrutan Tanpa Ketakutan
Apa yang harus dipikirkan?
Yang pertama, jika bisnis gagal berapa besar kerugianmu? Masihkah ada tabungan untuk menopang hidup? Adakah pekerjaan lain untuk menyambung hidup baru?
Yang kedua, sakitnya tuh sampai dimana. Artinya sebatas mana kerelaanmu ada jika bisnis gagal. Pikiran seperti ini sudah harus terbentuk sebelum menyetor uangmu. Tapi, bukan berarti tidak boleh bersemangat ya. Harus tetap optimis dengan kenyataan terburuk (semoga tidak).
Wasana Kata
Dalam dunia bisnis seorang pengusaha yang memiliki jiwa entreprenurship adalah blending yang paling bagus. Menjalankan bisnis seperti biasa dengan kreatifitas yang luar biasa.
Tapi, jangan pula menjadi gegabah. Pada akhirnya selalu ingat bahwa tujua dari berbisnis adalah mencari keuntungan, bukan gengsi-gengsian. Seorang pengusaha juga harus memikirkan skenario terburuk dan tidak terjebak dalam kekecewaan yang tak berujung. Sadar kesehatan jiwa topilnya.
Jika sudah memahami beberapa hal yang saya sebutkan, berarti Anda telah memiliki bibit dalam kedewasaan berbisnis. Namun menjadi entrepreneur sejati itu memang susah-susah gampang. Selalu ada godaan di tengah jalan.
Oleh sebab itu, jadilah seorang pengusaha yang dapat menyeimbangkan bisnis dan etika. Sesuatu yang saya nilai sudah mulai jarang ditemukan akhir-akhir ini. Mencari Mata Pencaharian Benar temanya.
Jadi teringat pesan mama, "uang di dalam (keluarga) tidak akan hilang tapi akan habis. Akan tetapi uang di luar sana tidak akan habis namun bisa hilang jika tidak dicari."
Artinya, pandai-pandailah melihat kesempatan. Jangan tergiur dengan bibir merah yang berbisa, tetapi dapatkanlah lipstik yang sudah lolos tes kelayakan. Kamu, kamu, dan kamu bisa menorehkannya kepada setiap bibir di dunia ini. Sulaplah mereka menjadi sosok yang jelita nan mempesona.
Semoga Bermanfaat
**