Seorang entrepreneur harus berani mencari kesempatan di tengah kegelapan. Ia harus mampu muncul dengan ide kreatif yang sebelumnya tidak terpecahkan. Bagaimana kalau gagal? Gampang, coba lagi. Ini adalah soal tekad, bukan gagal atau berhasil.
Kedua, Menetapkan Risiko Terukur
Kendati demikian, bisnis juga harus dengan perhitungan. Risiko memang ada, tetapi jadikanlah ia terukur. Nah, untuk membuatnya terukur, saya punya istilah tersendiri, yakni Strategi 3E: Entry, Enggage, dan Exit.
Dalam istilah Marketing, Entry Strategy adalah penerapan perusahaan untuk memasuki segmen pasar bagi produknya. Sederhananya, seberapa besar kemampuan untuk menggarap sebuah bisnis.
Sementara Enggage Strategy mengacu kepada seberapa paham seseorang dengan lingkungan bisnis baru, seberapa besar komitmennya dalam menjalankan usaha, serta seberapa jauh keterlibatan dirinya nanti dan juga siapa saja yang terlibat.
Terakhir adalah Exit Strategy. Tidak semua bisnis bakal sukses. Ini buka pernyataan yang menakut-nakutimu, tetapi sudahkah Anda siap menghadapinya jika itu terjadi? Pikirkan apa yang bisa Anda lakukan jika hal ini terjadi.
*Aplikasi Strategi 3E ini cukup panjang untuk dibahas. Saya akan merincikannya dengan sebuah artikel terpisah.
Ketiga, Sense Your Karma
Sobat, ini bukan pelajaran spiritual. Meskipun terkadang spiritualitas adalah salah satu faktor penentu kesuksesan seorang entrepreneur. Ingat, entrepreneurship adalah jiwa, bukan penampakan fisik.
Sebagai seorang Numerolog, saya sering memberikan advis kepada teman-teman untuk menemukan tujuan hidup (lifepath). Tapi, pada akhirnya kita harus sadar jika terkadang lifepath-lah yang menemukan kita.
Intinya adalah jangan ikut-ikutan. Setiap orang memiliki porsi yang berbeda di dunia ini. Itulah makna keberagaman. Dan yakinlah jika kita pasti memiliki bentuk terbaik kita (dalam Numerologi namanya Inner Strength).