Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jadilah Entrepreneur yang Membanggakan Indonesia

9 Oktober 2022   13:27 Diperbarui: 10 Oktober 2022   13:50 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil membayangkan "efek vitalitas" dari nikmatnya kopi Kobar, diam-diam saya terkagum-kagum dengan kemampuan Lazarus dan Daeng Bahar. Dalam kesederhanaan, mereka bisa berpikir brilian. Warbiasaaa!

Edward adalah sahabatku dari Singapura. Ia adalah seorang yang "haus" menjadi pebisnis di Indonesia. Menurutnya, peluang masih besar namun jiwa entrepreneur orang Indonesia masih "bodong."

Saya buru-buru menyanggahnya. Saya sebutkan jika menjadi entrepreneur di Indonesia tidaklah sulit. Dengan modal SGD1.000 (sekitar Rp10 juta) saja, seseorang sudah bisa menjadi entrepreneur. Jari ini lalu menunjuk kepada jejeran warung kecil sepanjang jalan AP Pettarani, Makassar.

Tentu bukan entrepreneur semacam itu yang Edward maksudkan. Si "khia-su" ini merujuk kepada bisnis besar yang bermodalkan ratusan ribu Sing Dollar.

*Catatan: Khia-su = rujukan kepada sifat orang Singapura yang tidak mau mengalah.

Edward bisa saja protes, tetapi saya tidak mau tahu. Toh, yang ia maksudkan adalah pelaku bisnis baru. Dan di Indonesia, hal tersebut mengacu kepada pelaku UMKM yang jumlahnya jutaan. Tentunya mengalahkan Singapura yang penduduknya hanya segelintir.

Sayangnya, teoriku tidak benar. Mengacu kepada data Kementerian Industri, Indonesia memiliki entrepreneur sekitar 8 juta jiwa. Namun dari sisi persentase, hanya berkisar 3% saja. Sementara di Singapura, jumlahnya sudah 10%. Indonesia juga masih kalah dari negeri Jiran Malaysia yang sudah mencapai 5%.

Walaupun demikian, Indonesia tetap diuntungkan. Marilah kita berhitung

Daeng Bahar menjual kopinya seharga Rp20.000 per botol. Konon dalam sehari ia bisa menjual minimal 10 botol. Pendapatan kotornya dalam sebulan adalah Rp6 juta. Modalnya? Hanya sebuah botol kosong, air panas, kopi sachet, dan akar pohon yang ia tanam di pekarangan rumahnya.

Bandingkan dengan UMP Sulawesi Selatan. Pendapatannya dua kali dari itu.

Lebih lanjut, Kementerian Industri mencanangkan untuk mencari 4 juta entrepreneur baru lagi. Standar internasionalnya sih sudah tercapai. Angkanya hanya 2%. Tapi, masa sih kalah sama negara tetangga?

Tapi ini bukan soal kompetisi atau gengsi-gengsian. Faktanya, Indonesia memang membutuhkan itu. Mau tahu sebabnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun