Dalam artikel sebelumnya, saya membahas apa itu niche market. Istilah ini mengacu kepada segmen pasar yang sangat spesifik yang memiliki konsumen yang sangat terbatas dengan karakteristik yang sejenis.
Para konsumen terdiri dari kelompok sosial yang memiliki kebutuhan dan ketertarikan yang unik. Hal ini membuat mereka berbeda dari konsumen pasar secara umum. Baik dari sisi strata sosial, letak geografis, kelompok usia, atau jenis kelamin.
Baca juga: Mencari Sesuap Nasi dan Segenggam Berlian di Niche Market
Pada artikel tersebut, saya juga memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis yang bermain di niche market. Ada tiga hal yang utama, yaitu: tidak banyak pesaing, profit lebih menjanjikan, dan mudah diingat.
Namun demikian, bermain di ceruk ini bukannya tanpa risiko.
Pasar yang terlalu kecil seringkali tidak memiliki konsumen yang cukup untuk menopang kelanjutan usaha. Apalagi jika produk yang ditawarkan terlalu unik, sehingga tidak ada yang membutuhkan.
Kendala kedua adalah perubahan pasar. Apa yang dulunya niche market, beberapa saat ke depan bisa saja sudah menjadi mass market. Penyebabnya karena berbagai usaha di bidang pemasaran, distribusi, dan penjualan yang dilakukan oleh para pemain yang terjun ke kolam yang sama.
Oleh sebab itu, untuk membidik niche market diperlukan kreativitas tanpa henti.
Kendati demikian, tetap saja niche market adalah pasar yang menarik untuk digarap. Dan setiap usaha memiliki kesempatan yang sama untuk menemukan ceruk ini. Tidak peduli apakah ia adalah produsen, pemodal usaha besar, atau UMKM.
Anda hanya membutuhkan kejelian untuk menemukan formulanya.
Contoh...
Mari kita beranjak ke sebuah jalan dengan puluhan penjual buah yang berjejeran. Jalanan tersebut sudah dikenal lama sebagai pasar buah, menjadi tujuan warga kota yang ingin membeli buah.
Para pemilik kios adalah pelaku usaha di mass market.