Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mencari Sesuap Nasi dan Segenggam Berlian di "Niche Market"

2 Oktober 2022   19:20 Diperbarui: 2 Oktober 2022   19:33 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari Sesuap Nasi dan Segenggam Berliam di "Niche Market" (gambar: xendit.co)

Dalam istilah ekonomi, para pedagang buah bertempur di mass market. Alias pasar yang sangat besar. Sehingga mereka tidak perlu khwatir lagi tentang persaingan, harga, atau layanan. Setiap buah yang mereka sajikan pasti laku dimakan waktu.

Tapi...

Untuk menjadi penjual buah yang paling unggul di antara mereka, strategi kompetitif tetap harus ada. Cara yang paling mudah tentunya menjual buah dengan harga yang lebih murah atau menambah jenis buah dalam daftar pajangan. Namun bisa juga memperbaiki layanan agar pelanggan terkesan.

Untuk itu diperlukan berbagai usaha ekstra untuk melakukannya. Bekerja lebih gigih, bangun lebih pagi dan tidur lebih malam. Jangan lupa modal usaha yang besar dan pengalaman dalam berbisnis, serta menjaga hubungan baik dengan jaringan yang sudah terbentuk lama.

Jika saya diberikan pilihan untuk membuka kios di sana, saya akan berpikir ribuan kali. Menjadi yang ke-51 tentu tidak mudah. Harus bersaing dengan 50 senior yang sudah duluan hadir menyerta.

Namun tidak ada salahnya untuk membuka kios di sana. Tapi, bukan buah yang saya jual, tetapi sesuatu yang berbeda. Bisa sayur-sayuran, bisa pakaian, bisa juga mainan. Apapun itu, yang penting bukan buah.

Lha, kok gendeng ya...

Jadi, begini teman-teman. Jika saya menjual buah maka harus ada aturan tidak tertulis yang harus diikuti. Paling banter harga jualku tidak bisa lebih mahal. Lalu, apa yang dijual di kios sebelah harus ada juga dalam pajanganku.

Tapi, dengan menjual sayur-sayuran, saya bebas menentukan harga, bebas menjual apa yang saya inginkan, bebas bereksplorasi tanpa harus menghambur-hamburkan ludah dan hadiah.

Lalu adakah yang akan membeli?

Pasar sudah ada di sana, terbentuk sejak mungkin belasan hingga puluhan tahun sebelumnya. Ada pasar berarti ada orang. Kebutuhan manusia tidak hanya buah saja, tetapi juga sayur-sayuran, pakaian, bahkan mainan anak yang akan kujual di sana nantinya.

Sedikit banyak dari ratusan orang yang berkunjung ke sana, masa sih tidak ada beberapa orang yang membeli daganganku?

Nah, strategi yang kutempuh ini menolak berkompetisi di mass market. Saya megambil langkah sebaliknya -- bermain di Niche Market.

Apa itu Niche Market?

Sekali lagi, istilah ini merujuk kepada lawan dari Mass Market. Alih-alih merebut konsumen yang sama, saya mencoba menyasar target pasar dan konsumen yang lebih spesifik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun