Barang dagangan yang belum terjual seyogyanya adalah barang yang dipamerkan. Selain mengikuti aturan nomor 4, aturlah pajangan sesuai warna, tinggi barang, bentuk barang.
Jangan segan-segan untuk menambah keranjang atau display kecil untuk barang-barang yang terhambur. Kerapihan adalah hal yang utama, agar pelanggan tidak merasa "jijik" dengan barang dagangan.
Enam. Maksimalkan Alat Promosi
Setiap supplier biasanya memiliki alat promosi. Bentuknya bermacam-macam, dari poster, stiker kecil, hingga POS (Point of Sales) lainnya. Manfaatkan materi-materi promosi tersebut dengan bijak, jangan asal taruh.
Materi promosi yang sudah lama sebaiknya dicabut. Apalagi jika yang sudah "bulukan". Begitu pula dengan informasi yang tertera pada dinding. Selalu update dengan yang terbaru. Jangan sampai pelanggan mengira barang yang sudah berhenti produksi masih dijual di toko.
Tips Memulai Planogram = Memulai Bertindak
Planogram yang dibuat oleh perusahaan besar sudah sangat lengkap dan terarah. Bukan hanya mengenai peletakan, tapi juga jumlah produk, urutan jenis, hingga dimensi produk. Untuk memudahkan pekerjaan, software khusus Planogram juga sudah tersedia sedemikian rupa.
Tidak perlu ditiru. Terlalu canggih.
Sebagai pengusaha UMKM, kita bisa memulai dengan cara sederhana. Siapkan kertas dan pena. Buatlah gambar layout dari toko.
Lalu mulailah membagi produk dalam beberapa kategori besar. Pembagian bisa disesuaikan dengan pengalaman pemilik toko. Bisa berdasarkan ukuran (size), harga jual, kategori food-non food, dan lain sebagainya.
Langkah selanjutnya adalah memetakan rak, display, atau ruang kosong yang berada di dalam toko. Setelah itu, mulailah mereka-reka, produk apa yang cocok di daerah mana.
Berikutnya, alokasikan produk yang sudah terpilah pada daerah yang akan ditempati. Misalkan tempat untuk makanan ringan seluas apa, untuk peralatan rumah tangga seluas apa, dan daerah kosong mana saja yang bisa dimanfaatkan untuk produk apa.