Tidak ketinggalan juga beberapa penjual sayur dan ikan yang melintas di depan rumah. Dagangan mereka cukup sering "dibeli" oleh sosok yang diyakini adalah arwah dari Samsia.
Yang bikin merinding ketika pihak kerabat Achmadi meminta Daeng Makka masuk ke dalam rumah untuk bantu bersih-bersih. Daeng Makka menemukan tiga ekor ikan yang masih utuh, padahal rumah tersebut sudah lama tidak berpenghuni.
Kisah mistis lainnya terjadi saat orangtua Achmadi membagi-bagikan barang peninggalan korban kepada tetangga. Kakak Daeng Makka adalah yang menjadi salah satu penerima warisan. Dalam sekejap, karpet merah rumah Achmadi berpindah tangan ke dalam rumahnya.
Di malam hari, si kakak didatangi oleh arwah Samsia. Ia meminta semua barang-barangnya dikembalikan dengan wajah yang sangat meyeramkan. Kakak Daeng Makka masih bergeming. Keesokan malam harinya, seisi rumah dikejutkan oleh teriakan keras mengerikan. Seperti sedang terjadi pembantaian di hadapan mata.
**
Sekarang menurut Daeng Bahar, rumah tersebut tidak lagi angker. Bangunan lama juga sudah dirubuhkan, dan pada lokasi tersebut kini telah berdiri bangunan baru.
"Katanya yang beli adalah pendatang dari Ambon," ujar Daeng Bahar.
Daeng Bahar tidak bisa menjelaskan, mengapa keangkeran rumah Achmadi berpudar setelah dihuni oleh pemilik baru. "Mungkin kuatki baca-bacana (doanya)," ujar Daeng Bahar kepadaku.
Saya pun tidak ingin melanjutkan lagi. Terlalu banyak kemungkinan yang bisa disimpulkan. Paling tidak kisah pembantaian keluarga Achmadi adalah bagian dari sejarah kelam di kota Makassar.
Saya masih belum habis pikir. Mengapa ada manusia bisa sekejam itu. Membantai satu keluarga tanpa ada keraguan. Hanya legenda Rumah Achmadi yang bisa menjawab.
Meskipun ada kisah dari para saksi, tetapi hal yang sebenarnya mungkin saja terlalu dilebih-lebihkan. Seperti kutipan dari Stephen King, novelis horor terkenal dunia: