Tidak sedikit pengusaha yang menganggap jika kebangkrutan adalah sebuah aib. Jangan terlalu takut dengan istilah bangkrut, karena bagi sebuah perusahaan kondisi itu bukanlah akhir segalanya.
Pemahaman umum dari kata bangkrut "hanya" saat perusahaan menderita kerugian besar, menyebabkan kondisi keuangan tidak sehat, dan akhirnya tidak bisa beroperasi.
Menutup perusahaan karena bangkrut juga adalah hal yang wajar. Sepanjang tidak merugikan orang lain, seperti gagal bayar pinjaman atau tidak membayar utang. Jadi, yang dirugikan hanya diri sendiri sebagai pemiliki perusahaan.
Namun demikian, sebuah perusahaan juga harus berhati-hati agar tidak bangkrut. Tersebab menurut survei, hanya 20% bisnis yang mampu bertahan di tahun pertama. Setengahnya lagi pada lima tahun pertama.
Oleh sebab itu, artikel ini akan mengajak Anda semua untuk memahami kondisi bangkrut, penyebab, dan cara pencegahannya.
Kenali Tujuan Menjalankan Bisnis
Sejatinya sebuah bisnis dibuat untuk mendulang keuntungan. Terlepas dari berbagai alasan yang membuat seseorang terjun ke dunia bisnis, tujuan utamanya tetap mendapatkan cuan dari aktivitas tersebut.
Jadi, sebagai pemilik bisnis maka mata Anda seharusnya hanya mengarah ke satu titik saja. Berapa profit yang saya dapatkan setiap bulan. Tidak lebih tidak kurang.
Jika keuntungan dari bisnis sudah mulai berkurang, maka bersiaplah untuk mengambil tindakan. Mengenali potensi penyebab bangkrutnya sebuah usaha ada baiknya dilakukan sejak dini.
Faktor yang Harus Diwaspadai:
Penjualan yang menurun bisa disebabkan oleh dua hal, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa seperti kualitas atau jasa dagangan yang sudah mulai berkurang. Atau karena kesalahan manajemen pengelola.
Sementara faktor eksternal bisa berasal dari kondisi perekonomian yang lesu. Seperti dalam kasus pandemi Covid lalu.
Biaya yang terlalu besar. Faktor terbesar dari besarnya biaya karena optimisme target penjualan. Sehingga pada saat penjualan menurun, maka biaya yang seharusnya wajar pun menjadi tidak wajar.
Jangan lupa juga untuk menganalisis faktor kerugian tidak kelihatan lainnya. Seperti retail shrinkage (barang dagangan yang hilang sebelum sempat dijual) atau bad debts (utang pelanggan yang tidak tertagih).
Yang lebih penting lagi, Anda juga harus jeli untuk melihat antara pengeluaran untuk usaha dan yang bukan.Â
Seringkali kebangkrutan juga terjadi karena pemilik perusahaan menggerogoti kondisi keuangan perusahaan dengan urusan pribadi.
Ekspansi usaha. Ekspansi bisa dalam berbagai bentuk, seperti membuka cabang kedua di wilayah baru, atau mencoba peruntungan dengan usaha baru. Dalam bisnis, terkadang kita harus agresif untuk memenangkan pertempuran. Tapi, lakukanlah dengan penuh pertimbangan.
Melakukan ekspansi usaha yang serampangan akan menggerogoti hasil keuntungan dari bisnis yang sudah ada (core business). Cara terbaik adalah menyediakan modal kerja baru untuk bisnis baru. Sehingga meskipun pemiliknya sama, kedua bisnis tersebut tidak saling tergantung secara finansial.
Ekspansi usaha tidak harus membuka lahan bisnis baru. Terkadang kita bisa melakukan investasi baru untuk bisnis sejenis. Seperti bengkel yang menambahkan jasa pencucian mobil. Setidaknya penambahan investasi baru harus dimulai dengan perhitungan yang matang.
Side streaming. Terkadang bisnis memerlukan bantuan modal dari perbankan. Seyogyanya pihak bank akan membantu nasabahnya untuk menganalisis kelayakan usaha.
Yang harus diingat adalah uang pinjaman bukanlah milik Anda sepenuhnya. Ada kewajiban yang harus dibayar setiap bulan. Baik berupa biaya bunga atau cicilan tetap.
Untuk itu janganlah bersikap sembrono. Jangan sesekali menggunakan uang pinjaman untuk belanja konsumtif. Seperti membeli televisi, mobil, atau barang lainnya yang tidak berhubungan dengan usaha.
Jangan pula melakukan side streaming. Istilah ini mirip dengan ekspansi usaha, namun lebih mengacu kepada istilah perbankan yang berarti nasabah tidak menggunakan uang pinjaman sesuai dengan kontrak.
Contoh sederhana adalah menggunakan uang pinjaman bank untuk berinvestasi di pasar saham atau lahan. Meskipun terkadang side streaming juga menguntungkan, tetapi resikonya terlalu besar bagi bisnis utama.
Cara yang Bisa Ditempuh untuk Menyelamatkan Bisnis
Menambah investasi. Ada kalanya bisnis sepi karena kita kalah bersaing. Penjualan menurun karena harga jual yang terlalu mahal, koleksi barang dagangan kurang lengkap, atau pelayanan yang kurang baik.
Jika Anda menyadari kesalahan ini, segera ambil tindakan. Terkadang tiada salahnya menambah investasi untuk memperbaikinya. Kendati demikian, sikap kehati-hatian tetap harus diutamakan.
Mencari investor. Menambah investasi berarti mencari investor bagi usaha Anda. Investor yang paling solid adalah pemilik usaha sendiri. Mengeluarkan dana cadangan untuk menambah modal usaha.
Namun jika dana sudah tidak mencukupi maka carilah teman kongsi. Bisa mulai dari orang yang Anda kenal dulu. Siapa tahu saja mereka tertarik berinvestasi di dalam bisnismu.
Keuntungan dengan opsi ini adalah membagi susah duka bersama. Jika bisnis jelek, maka beban tidak akan terasa terlalu berat. Namun jika bisnis cemerlang, sama-sama menguntungkan.
Jangan lupa untuk bersikap profesional. Semua laporan keuangan harus terbuka lebar untuk mencegah timbulnya perselisihan di kemudian hari.
Bank juga adalah pilihan. Setiap bank memiliki produk pinjaman dengan bunga yang cukup terjangkau.Â
Jika Anda adalah pengusaha UMKM, saat ini pemerintah sedang giat-giatnya mendukung usaha UMKM. Cobalah menghubungi bank terdekat dan cari tahu produk pinjaman UMKM. Bunga pinjamannya biasanya lebih rendah dari produk pinjaman komersil.
Jangan sesekali mencari dana pinjaman dari rentenir atau sumber yang berbunga tinggi. Jika Anda yakin bahwa usahamu masih solid, percayalah bahwa masih banyak orang yang tertarik berinvestasi denganmu.
Meskipun demikian, tetaplah bersikap hati-hati. Karena menambah utang sama dengan menambah beban finansial. Opsi ini bisa dilakukan jika Anda benar-benar yakin bahwa kondisi perusahaanmu masih sehat.
Menekan biaya. Seyogyanya biaya untuk menjalankan usaha harus ditekan serendah dan sedini mungkin. Lakukan perencanaan yang matang terhadap jumlah karyawan yang dibutuhkan, biaya operasional yang diperlukan, dan beban finansial lainnya yang harus dikeluarkan.
Cobalah mulai memilah, berapa banyak karyawan yang Anda kerjakan? Berapa besar biaya listrik yang harus Anda tanggung? Adakah beban bunga pinjaman atau cicilan finansial yang harus ditanggung?
Tidak ada salahnya bersikap pelit dalam pengeluaran. Bahkan terhadap diri sendiri. Karena pada akhirya bisnis menguntungkan akan dinikmati oleh semua stakeholdernya.
Menjual aset yang tidak menguntungkan. Cobalah telusuri, apakah Anda mempunyai barang bernilai yang sudah tidak digunakan lagi? Misalkan mobil kedua atau lahan tanah yang kosong?
Jika ada, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan untuk dijual. Uang hasil penjualan aset tersebut bisa Anda gunakan untuk tujuan yang lebih penting. Seperti melunasi utang atau menambah modal kerja.
Restrukturisasi. Jika tidak ada investor baru dan Anda masih yakin bisnis berpotensi, maka bisa melakukan restrukturisasi utang. Berdiskusilah ke bank atau lembaga pemberi pinjaman lainnya.
Sepakati skenario baru untuk mengurangi beban keuangan Anda secara temporer. Misalkan, melakukan negosiasi biaya bunga yang lebih rendah, atau mengubah skema utang jangka pendek dan panjang.
Berkatalah jujur atas kondisi perusahaan Anda. Yakinlah jika pihak peminjam akan dengan senang hati melakukannya. Itu adalah opsi yang lebih baik daripada kredit macet.
Tidak melakukan apa-apa. Ini bukan berarti Anda harus pasrah dan menunggu nasib. Tidak melakukan apa-apa berarti Anda tetap menjalankan business as usual. Berfokus kepada jalannya usaha dengan semaksimal mungkin hingga kondisi ekonomi kembali membaik.
Jika Terpaksa Bangkrut
Sekali lagi, bisnis itu memang ngeri-ngeri sedap. Tidak ada yang bisa menjamin bisnis Anda selalu menguntungkan. Jika kondisi sudah semakin parah, maka segera lakukan beberapa hal berikut ini.
Manajemen utang. Kalkulasi sisa pinjaman di bank, sisa cicilan yang harus dibayar. Bandingkan dengan aset yang tersisa. Dalam hal ini adalah stok barang yang masih bisa dijual dan utang pelanggan yang masih bisa tertagih. Segera lunasi utang-utang perusahaan.
Manfaatkan aset yang tersisa. Andaikan tidak mencukupi maka pertimbangkanlah menjual aset non-usaha lainnya, seperti mobil, motor, atau investasi liquid yang Anda miliki.
Sisa aset yang masih terselamatkan bisa dijadikan dana cadangan untuk membiayai hidup atau digunakan jika kita ingin memulai usaha baru.
Jangan menimbulkan kesan buruk. Nama baik perlu dijaga untuk kelanjutan usaha Anda selanjutnya. Semua entity yang terlibat dengan kita juga adalah aset yang harus dijaga, karena mereka akan sangat berguna pada saat Anda kembali terjun ke dunia bisnis. Â
Jual bisnis Anda. Jika bisnis Anda masih berpotensi, tidak ada salahnya untuk menjual semuanya kepada siapa saja yang berminat. Harga jualnya bisa di-bundle menjadi satu paket. Dari aset yang ada, merek dagang yang sudah dikenal (brand equity), mengambil alih utang, hingga mempekerjakan kembali seluruh karyawan yang sudah berpengalaman.
Bangkrut Bukanlah Akhir dari Segalanya
Sebagai pengusaha kita harus sadar bahwa usaha yang kita jalani tidak akan selamanya bagus. Terkadang ada masa sulit yang harus dihadapi. Janganlah menganggap kebangkrutan adalah akhir dari dunia.
Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam dunia bisnis. Terkadang waktulah yang berkata. Jika saat ini bukan milikku, maka masa depan belum tentu begitu.
Belajarlah dari perusahaan-perusahaan besar yang pernah bangkrut dan bangkit kembali. Ambil contoh Apple, Inc. Sejak munculnya Microsoft Windows, perusahaan ini kehilangan jejaknya. Barulah setelah Steve Jobs bergabung kembali, perusahaan ini berjaya kembali.
Kasus yang sama juga pernah dialami oleh Lego. Pada tahun 2000 perusahaan mainan ini dinyatakan bangkrut. Penyebabnya karena produk mereka tidak lagi laku di pasaran. Namun pada 2004, Lego kembali bangkit. Mereka menggandeng perusahaan entertainment dan merambah dunia hiburan.
Wasana Kata
Tetaplah semangat dalam menghadapi krisis di dalam perusahaan. Jika semua hal sudah dilakukan dengan benar dan bisnis Anda tidak bisa lagi terselamatkan, maka jurus pamungkasnya adalah:
Segala sesuatu bukan Aku, tanpa Aku, oleh karenanya dia tidak akan menjadi milikku sepenuhnya, selamanya.
Memaksakan kehendak hanya akan menimbulkan penderitaan yang lebih lanjut. Mulailah hidup berbahagia, penuh semangat, dari saat kini hingga nanti di lain hari.
Semoga Bermanfaat
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H