Dilansir dari Wikipedia, Lampang (atau Nakhon Lampang) adalah kota terbesar ketiga di wilayah utara Thailand.
Pada tahun 1957, pedagang di daerah Lampang ini banyak membuka pabrik mangkuk ayam jago. Bukannya tanpa alasan, itu karena Lampang terkenal dengan cadangan mineralnya yang sagat cocok untuk membuat keramik.
Alhasil, meskipun jenis mangkuk yang sama juga diproduksi oleh daerah dan negara lain, tiada yang bisa mengalahkan kualitas mangkuk ayam dari Lampang.
Dampak selanjutnya bukan saja hanya ketenaran. Konon, produksi mangkuk ayam ini berhasil menggerakkan perekonomian dan memakmurkan penduduk Lampang.
Tidak heran jika pemerintah Thailand pun buru-buru mendaftarkan mangkuk ayam ini sebagai produk warisan "Indikasi Geografis Lampang."
Sejarah yang panjang dari mangkuk ayam ini membuatnya tidak terlepas dari budaya. Orang Tionghoa totok banyak menyertakan mangkuk ini sebagai bagian dari ritual.
Kendati demikian, mangkuk ini bukanlah barang sakral. Kamu, kamu, dan kamu bisa menemukannya di seluruh pelosok Indonesia. Dari restoran mahal hingga warung emperan. Dari penjual makanan China hingga bakso ala Jawa.
Memiliki makna bahwa mangkuk ayam ini telah menjadi saksi sejarah asimilasi budaya di bumi Nusantara. Biarkan saja Thailand megklaimnya. Mangkuk ayam ini tetap adalah warisan dunia.
**
Acek Rudy for Kompasiana