Tidak susah baginya, banyak permintaan, banyak pula pasokan. Goma yang terletak di bagian timur Kongo, Afrika adalah kota yang memiliki banyak penduduk miskin.
Mungkin karena terlalu banyak penderitaan di sana, sehingga Kubali tidak terlalu susah mendapatkan talenta yang terbiasa menangis. Bagi warga Goma, pendapatan US$2 (30.000 rupiah) per hari saja sudah cukup untuk membiayai hidup mereka.
Dengan bisnis yang digeluti Kubali, para pelayat professional bisa dibayar hingga US$ 150 selama seminggu. Tidak heran jika Kubali menjadi terkenal. Penduduk Goma berlomba-lomba mendapatkan pekerjaan darinya.
Di Ghana sendiri, upacara pemakaman adalah hal yang sakral. Bahkan jauh lebih penting daripada acara pernikahan. Orang-orang berduit bisa menghabiskan anggaran sekitar US$15.000 -- 20.000 untuk seluruh prosesi upacara pemakaman yang bisa berlangsung berhari-hari.
Kubali tidak pernah kekurangan order. Hampir tiap hari ada saja permintaan. Di Kinshasa, ibu kota Kongo bahkan lebih banyak lagi. Dilansir dari CNN, sebuah EO di sana bisa menangani 30 upacara pemakaman dalam sehari.
Sementara bangsa Yunani sudah lama menganggap jika menangis pada prosesi pemakaman adalah hal yang penting. Semakin keras tangisan sanak saudara, semakin mulus jalan mendiang ke surga.
Di sana pelayat professional memiliki gelarnya tersendiri. Mereka disebut dengan Moirolog yang berasal dari kata Moiro (takdir) dan logos (pidato). Profesi ini biasanya ditekuni oleh para wanita.
Tugas utama mereka adalah menyanyikan tembang duka. Lagu yang mereka bawakan berisikan kisah perjalanan almarhum yang dikemas dalam bentuk teaterikal. Isinya menyentuh hati dan harus membuat para pelayat menangis meraung-raung.
Para Moirolog juga wajib menemani anggota keluarga yang dirudung kesedihan. Atau lebih tepatnya mengajar para anggota keluarga untuk menangis.
Mereka juga dibayar untuk mengarahkan anggota keluarga dalam ritual tradisi Yunani yang rumit. Tujuannya agar sanak keluarga yang meninggal dapat dengan cepat mencapai surga.
Jangan kira hanya negara dengan tradisi kuno yang kuat yang membutuhkan jasa pelayat professional. Terilhami dari jasa pelayat professional di China, seorang pria dari Inggris mendirikan bisnis yang ia beri nama "Rent a Mourner."