Namun kerja mereka tidak didukung oleh Kementerian Komunikasi yang bertanggung jawab terhadap dunia broadcasting di Jepang. Tidak ada komitmen yang pasti terhadap konten apa yang pantas untuk dijadikan bahan promosi.
Sepertinya Jepang tidak perlu repot-repot dulu berpikir mengenai peperangan di luar negeri. Di Jepang sendiri, serangan Korean Wave sudah sangat mengkhwatirkan.
Dikutip dari Antara, tahun 2021 merupakan tahun emas bagi grup band idol BTS. Di Jepang, mereka berhasil menjadi artis internasional pertama yang terlaris. Grup asal Korea Selatan itu berhasil menduduki posisi puncak pada total penjualan artis berdasarkan album single online, streaming online, dan DVD.
Kendati demikian, Jepang belum menyerah. Sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan bahwa 51% dari penduduk negara Asia Tenggara masih tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang budaya Jepang.
Tapi menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, selama Jepang tidak mengubah paradigmanya, promosi tentang budaya Jepang akan menjadi bumerang bagi negara itu sendiri. Tidak sesuai dengan selera pasar hanya beda tipis dengan ketinggalan zaman.
Kembali kepada JKT48. Secara strategi, manajemen sudah mengambil langkah yang tepat. Berkiblat kepada Korea Selatan dan beralih dari negeri kelahiran grup idol 48 tersebut. Alasannya untuk masa depan yang lebih baik.
Menarik untuk melihat kelanjutannya. Apakah AKB 48 yang merupakan ikon J-Pop juga akan mengikuti strategi saudari Indonesianya itu? Lebih penting yang mana? Idealisme atau cuan?
**
Acek Rudy for Kompasiana
**
Video Flying High JKT 48