Oleh karenanya, hal pertama yang bisa dilakukan adalah jangan membiarkan tempat usaha tidak terjaga. Suasana yang tidak kondusif dapat memancing aksi mengambil barang tanpa dibayar.
Bersikaplah ramah terhadap pelanggan. Jangan biarkan mereka sendiri berkeluyuran di dalam toko. Selain mampu memberi kesan yang baik bagi pelanggan yang jujur, hal ini juga dapat memberikan pesan kepada mereka yang tidak jujur, bahwa mereka diawasi.
Selanjutnya, cobalah mengevaluasi penataan barang dagangan. Buatlah serapih mungkin agar mudah dikenali.Â
Penataan yang rapih memiliki dua fungsi. Selain nyaman di mata pelanggan, pemilik toko juga mudah mengawasi jika ada barang dagangan yang hilang.
Lakukan sesuatu pada daerah yang gelap dan sulit diawasi. Jangan biarkan barang-barang kecil atau yang bernilai tinggi berada di sana. Pasanglah penerangan tambahan, atau letakkan barang-barang besar dan berat yang susah diangkat.
Beberapa tempat usaha bahkan menyediakan etalase terkunci. Jika ada pelanggan yang berminat maka mereka bisa menghubungi penjaga toko.
Ketidakjujuran Karyawan
Jangan kira ancaman retail shrinkage hanya berasal dari luar saja. Pencurian oleh karyawan menempati urutan kedua dari data National Retail Federation. Jumlahnya 33,2%, hanya beda tipis dari kasus pencurian orang luar.
Banyak pemilik UMKM memperkerjakan karyawan yang sudah dikenal. Seperti keluarga sendiri atau karyawan yang direferensikan. Namun hal ini tidak menjamin kejujuran mereka.
Sebagai pemilik usaha, ada batasan kepercayaan. Kata orang ketidakjujuran tercipta karena adanya peluang. Uang hasil dagangan menjadi hal pertama yang harus diperhatikan.
Pisahkan hasil transaksi yang besar dan uang kembalian. Setiap waktu tertentu, pecahan uang besar sebaiknya diamankan. Sementara di laci kasir hanya disediakan uang kembalian yang cukup.