Apa sebenarnya yang terjadi?
Chiang Kai Shek memulai perjuangannya ketika ia lulus dari Akademi Militer Paoting pada 1911. Ia tergugah untuk berjuang setelah mendengar kabar kemunculan gerakan Revolusi China.
Setelah Dinasti Qing terguling, perjuangannya berlanjut menumpas Yuan Shi Kai yang memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar Baru China.
Pada 1918, Chiang Kai Shek bergabung dengan KMT. Ia medapat tugas memimpin Sekolah Militer Whampoa. Di sana Chiang membangun kekuatannya. Tentara Nasionalis China yang menjadi basis kekuatan pendukung kekuasaan Chiang selanjutnya.
Dr. Sun Yat sen wafat pada 1925. Chiang pun terpilih menjadi pemimpin KMT. Jabatannya adalah Ketua Dewan Militer Nasional ROC.
Pada saat itu, China tengah menghadapi situasi yang kacau. Dari luar, mereka harus menghadapi invasi Jepang. Dari dalam negeri rakyat masih terpecah akibat kemunculan para warlord lokal di berbagai tempat.
Alih-alih menghadapi musuh bersama, Chiang Kai Shek justru menjadikan Partai Komunis China sebagai musuh utama. Itu karena terdengar kabar jika PKC berniat menyingkirkan dirinya.
Pada 1927, atas perintah Chiang Kai Shek, dibentuklah Komite Pengawas KMT. Kaum Komunis pun dikeluarkan dari KMT. Dan bukan hanya itu saja. Gerakan Pembasmian Shanghai pun dicetuskan sebagai aksi selanjutnya.
Pembasmian dilakukan dengan cara yang sadis. KMT memburu dan membunuh ratusan komunis dengan cara yang sadis. Menurut Chen Li Fu, sekretaris Chiang saat itu, "banyak orang tidak berdosa yang ikut terbunuh."
Syahdan Perang Sipil pun dimulai. Lalu pada 1937, China menghadapi krisis invasi Jepang. Kaum Nasionalis dan PKC setuju untuk melakukan gencatan senjata. Menjadikan Jepang sebagai musuh bersama.
Setelah Jepang kalah Perang Dunia II 1945, negosiasi pun dimulai di antara kedua kubu. Usulannya adalah pembentukan pemerintahan koalisi. Namun, Chiang yang otoriter menolak proporsal tersebut. Merasa memiliki kekuatan, perundingan pun batal. Perang sipil kembali berlanjut.