Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Kisah Tentang Daleman yang Jarang Dicuci

13 Juli 2022   14:28 Diperbarui: 13 Juli 2022   14:36 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Kisah Tentang Daleman yang Jarang Dicuci (gambar: thetimes.co.uk)

Dahulu kala, sudah lama sekali... Saya pernah menjadi golongan manusia yang tidak suka daleman. Jangankan itu, celana saja sering absen dari bagian bawah tubuhku.

Alhasil, tarzan pun kalah. "Auw-auw-auw" diteriakkan tanpa sehelai benang pun.

Untungnya di masa itu, saya belum mengenal bulu. Siapapun tidak peduli, karena bocil seperti saya masih banyak beredar di zaman bapakmu.

Puluhan dekade sudah berlalu, tentu saja hal itu adalah kenangan masa lalu. Daleman sudah sering kupakai, karena memang memiliki banyak manfaat.

Saat saya pertama kali belajar pakai daleman, mama berkata kepadaku, "biar 'jagoanmu' gak kejepit rrestletin."

Saya pun terdiam, karena kejadian seperti itu sudah dua kali aku alami. Aih perih rasanya...

Tapi sebagai orang dewasa, tentu saja kita paham jika kegunaan daleman bukan hanya untuk itu saja. Tentu saja "sang jagoan" juga sudah semakin perkasa. Malu rasanya jika ia tetiba berperkara. Nyembul macam gundukan dari balik celana.

Aih, bukan itu saja tentu. Masih banyak lagi.

Terus, "Si jagoan" ini juga sensitif. Daerah yang ia tempati harus senantiasa bersih. Jika tidak, banyak kuman bersarang, "si jagoan" akan bau dan gatal. Tentu saja kamu, kamu, dan kamu tidak mau terlihat sebagai monyet garuk-garuk bukan?

Meskipun jagoan, ia juga mudah terluka. Terlebih jika bergesekan pada saat sedang beraktivitas. Selain itu, daleman juga bisa berfungsi sebagai seat belt bagi "si jagoan". Coba deh bayangkan, kamu berlari, mendaki, atau naik kereta api. "Si jagoan" tentu tidak akan sering terpontang-panting.

Nah, yang lebih penting lagi, daleman akan melindungimu dari rasa malu. Bayangkan kalau kencing belum tuntas, atau kamu tiba-tiba kebelet. Kalau ada daleman, kan sisa-sisa kotoranmu tidak kelihatan dari luar.

Sampai di sini seharusnya cukup jelas, "si jagoan" harus mengenakan daleman jika keluar rumah. Itu sangat penting, sebagaimana helm bagi pengendara motor.

Tapi, tidak mengenakan daleman bukan hanya satu-satunya ancaman bagi "si perkasa."

Adakah di antara kamu, kamu, dan kamu yang tidak mengganti daleman tiap hari?

Pasti ada, karena menurut survei dari situs OnBay di Inggris, 22% lelaki tidak mengganti celana dalamnya setiap hari. Survei tersebut dilaksanakan pada Oktober 2020, saat pandemi sedang merebak.

Alasannya bermacam-macam. Dari repot, malas, hingga ingin hemat.

Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu syarat mencegah penularan virus adalah mencuci pakaian bekas pakai setiap hari. Tapi daleman? Saya termasuk yang tidak melakukannya.

Logika sederhananya, daleman tertutup celana. Virus tidak akan menerobos ke sana.

Sayangnya, saya tidak benar. Jika "si jagoan" aman dari Corona, bukan berarti ia aman dari kuman lainnya. Setiap hari kita buang air kecil dan besar. Tidak ada yang bisa menjamin jika tidak ada lagi feses atau urin yang tersisa.

Hasilnya? bakteri streptococcus, e coli, staphylococcus akan bersarang. Membuat "jagoanmu" tidak lagi perkasa. Ini belum termasuk kutil, kudis, kurap yang disebabkan oleh jamur.

Yang lebih mengerikan lagi adalah virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini bisa menyebabkan infeksi di permukaan kulit. Menjadi penyebab 70% dari kasus kanker serviks di seluruh dunia.

Penyebab utama terinfeksi HPV adalah aktivitas seks bebas atau anal seks. Tapi, jika ada luka terbuka pada penis, virus HPV ini juga bisa menular.

Jadi sebaiknya sih, daleman dicuci saja setiap hari. Daripada kamu mendapat tuduhan selingkuh dari istri. Itu berabe!

Dari sini kita bisa melihat jika daleman ternyata lebih berbahaya dari pakaian luar. Sangat disarankan untuk menggantikannya setiap hari. Jangan pernah sok tahu dengan mengenakannya bolak-balik.

Mencucinya pun harus lebih telaten. Disarankan untuk menggunakan air panas dengan suhu di antara 66-71 derajat celcius. Tujuannya agar bakteri, jamur, dan virus akan mati seketika.

Tapi kalau dicuci setiap hari, tidak akan mudah rusak ya?

Perlu dipahami manteman, daleman saya warnanya pudar, longgar pula. Tidak terlalu banyak pula, kan ada gaya hidup minimalis yang lagi ngetren.

Tidak apa-apalah, yang penting sehat. Eh...

**

Referensi: 1 2 3 4

**

Acek Rudy for Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun