Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Kisah Tentang Daleman yang Jarang Dicuci

13 Juli 2022   14:28 Diperbarui: 13 Juli 2022   14:36 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Kisah Tentang Daleman yang Jarang Dicuci (gambar: thetimes.co.uk)

Nah, yang lebih penting lagi, daleman akan melindungimu dari rasa malu. Bayangkan kalau kencing belum tuntas, atau kamu tiba-tiba kebelet. Kalau ada daleman, kan sisa-sisa kotoranmu tidak kelihatan dari luar.

Sampai di sini seharusnya cukup jelas, "si jagoan" harus mengenakan daleman jika keluar rumah. Itu sangat penting, sebagaimana helm bagi pengendara motor.

Tapi, tidak mengenakan daleman bukan hanya satu-satunya ancaman bagi "si perkasa."

Adakah di antara kamu, kamu, dan kamu yang tidak mengganti daleman tiap hari?

Pasti ada, karena menurut survei dari situs OnBay di Inggris, 22% lelaki tidak mengganti celana dalamnya setiap hari. Survei tersebut dilaksanakan pada Oktober 2020, saat pandemi sedang merebak.

Alasannya bermacam-macam. Dari repot, malas, hingga ingin hemat.

Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu syarat mencegah penularan virus adalah mencuci pakaian bekas pakai setiap hari. Tapi daleman? Saya termasuk yang tidak melakukannya.

Logika sederhananya, daleman tertutup celana. Virus tidak akan menerobos ke sana.

Sayangnya, saya tidak benar. Jika "si jagoan" aman dari Corona, bukan berarti ia aman dari kuman lainnya. Setiap hari kita buang air kecil dan besar. Tidak ada yang bisa menjamin jika tidak ada lagi feses atau urin yang tersisa.

Hasilnya? bakteri streptococcus, e coli, staphylococcus akan bersarang. Membuat "jagoanmu" tidak lagi perkasa. Ini belum termasuk kutil, kudis, kurap yang disebabkan oleh jamur.

Yang lebih mengerikan lagi adalah virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini bisa menyebabkan infeksi di permukaan kulit. Menjadi penyebab 70% dari kasus kanker serviks di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun